Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IPW: Pengangkatan Kabareskrim Molor karena Polri Segan kepada TNI

IPW menilai, hanya ada tiga pati yang memiliki peluang besar menjadi Kabareskrim Polri.

zoom-in IPW: Pengangkatan Kabareskrim Molor karena Polri Segan kepada TNI
IPW Neta S Pane 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menilai, hanya ada tiga perwira tinggi (pati) yang memiliki peluang besar menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri.

Ketua Presidium Ind Police Watch Neta S Pane mengungkapkan, ketiga pati yang dimaksud ialah Kabaharkam Komjen Badroddin Haiti, Kalemdikpol Komjen Budi Gunawan, dan Kapolda Sumsel yang mantan Wakabareskrim Irjen Saud Usman.

"Semuanya pati lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) di atas tahun 1984. Komjen Badroddin Akpol 82; Komjen Budi Akpol 83; dan, Kapolda Sumsel yang mantan Wakabareskrim Irjen Saud Usman Akpol 81," kata Neta S Pane seperti dalam rilisnya, Senin (11/11/2013).

Menurut Neta, peluang pati Akpol tahun 1984 untuk menjadi kabareskrim tampaknya sudah tertutup. Padahal, saat ini ada tiga Akpol 84 yang siap-siap dipilih menjadi Kabareskrim.

Mereka adalah Wakabareskrim Irjen Anas Yusuf, Assisten Operasi Polri Irjen Arif Wahyunadi, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Banuseono.

"IPW mendapat informasi, tertutupnya peluang pati Akpol 84 menjadi kabareskrim itu disebabkan Polri ewuh pakewuh (segan) untuk mengangkat Akpol 84 jadi kabareskrim, mengingat di TNI saat ini belum ada Akmil 84 yang menjadi jenderal bintang tiga," kata Neta.

Berita Rekomendasi

Bahkan, kata dia, pati TNI bintang tiga dari Akmil 83 pun baru satu orang, yakni Wakasad Letjen TNI Munir.

"Beberapa waktu lalu, perwira Polri yang baru lepas menjadi mantan ajudan presiden dan ajuda wakil presiden terpaksa ditunda kenaikan pangkatnya menjadi brigjen. Sebab di TNI, perwira yang sama angkatannya belum ada yang menyandang pangkat brigjen," ungkapnya.

Kondisi ini menjadi beban psikologis yang cukup berat, sehingga elite Polri tidak berani mendahului "saudara tuanya". Faktor ini yang membuat penunjukan Kabareskrim baru menjadi terkatung-katung.

Akibatnya, Akpol 84 tidak akan bisa menjadi Kabareskrim, kecuali ada instruksi khusus dari presiden.

Sebenarnya, menurut Neta, Polri tidak perlu ewuh pakewuh terhadap persoalan angkatan ini. Alasannya, TNI dan Polri memiliki tugas yang sangat berbeda. Untuk menghindari rasa segan tersebut, rekrutmen kabareskrim harus melalui uji kelayakan dan kepatutan.

"Itu agar didapat calon yang benar-benar punya kapabilitas dan profesional. Untuk apa faktor angkatan dijadikan dasar, kalau calon yang didapat tidak berkualitas dan tidak profesional," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas