Bunda Putri Pernah Diusir Mantan Kepala BP Migas
Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) genap setahun dibubarkan Mahkamah Konstitusi (MK).
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Rachmat Hidayat
Pengakuan Priyo itu ia tuturkan di sebuah restoran di Gedung City Plaza yang berada di belakang Wisma Mulia, tempat di mana dulu ia berkantor. Saat menuturkan pengelamannya selama menjabat Kepala BP Migas, Priyono didampingi sejumlah mantan staf ahlinya.
"Ya, hitung-hitung temu kangen dan reunian dengan kawan seperjuangan yang membesarkan BP Migas (meski sudah bubar). Bilang saja ini perayaan satu tahun bubarnya BP Migas," kata Priyono lalu tertawa.
Pengerjaan proyek Kepodang Blok Muria, memang sempat molor selama bertahun-tahun lantaran perundingan pembangunan jaringan pipa Petronas dengan Group Bakrie selaku pemenang konsesi tak kunjung menuai kata sepakat.
Hal ini berujung pada PLTGU yang tak pernah menyala. Karena itu pembangkit listrik tetap menggunakan bahan bakar minyak.
Priyono melanjutkan, setelah Bunda Putri tak lagi berada ruangan, orang nomor dua Petronas menyampaikan pesan dari Presiden Petronas, Tan Sri Mohd Hassan. Pesan berupa sebuah pertanyaan.
"Pas bicara, saya tanya, 'ada apa datuk?' Dia bilang, 'Pak saya cuma bawa satu pesan dari Mr Tan, apa benar suara di luar bahwa bapak tidak suka pada Malaysia?' Saya jawab, 'Tolong sampaikan ke Mr Tan, saya paling nggak senang sama Malaysia dari semua negara. Saya nggak ngerti soal Israel, tapi saya paling nggak senang sama Malaysia, tolong sampaikan. Tapi saya profesional, Anda usaha di sini, jalankan usaha dengan baik," ujar Priyono.
Priyono menyebut peristiwa tersebut membuat Bunda Putri kaget. Usahanya melobi justru berujung pada penolakan bahkan pengusiran. Hal ini, dikatakan kina mempersulit posisi tawar Petronas.
Priyono lalu merekomendasikan secara tertulis agar pemerintah memutus kontrak hak pengelolaan Petronas atas gas di Lapangan Kepodang. Aksi Priyono itu membuat petinggi Petronas kelabakan. Tak tinggal diam, mereka disebutkan merombak jajaran direksi pada 2010.
Tan Sri Mohd Hassan Merican lalu digantikan Datuk Shamsul Azhar Abbas.Shamsul kemudian mengirimkan wakil untuk bertemu Priyono. Yang diundang bersikeras enggan menginjakkan kaki di Malaysia. Pihak Petronas mengalah lalu bersedia datang ke Indonesia untuk bicara. Priyono menyetujui dengan syarat yang harus dipenuhi.
"Saya ingin kata pertama yang keluar saat pembicaraan adalah permintaan maaf dari Petronas atas tindakannya (mengulur POD penyaluran gas). Dan mereka meminta maaf," kata Priyono.
Petronas lalu berjanji mempercepat produksi gas dan minyak dari Lapangan Muria Blok Kepodang. Disebutkan, lapangan itu bisa menghasilkan gas sebanyak 116 kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/mmscfd). Rencana produksi migas di Lapangan Kepodang rencananya akan mulai berproduksi pada November 2014.