Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Kapolri Menolak Mobil Dinas

Mantan Kapolri Jenderal (Pol) Hoegeng Iman Santoso (alm) ternyata memiliki kisah menarik

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Kisah Kapolri Menolak Mobil Dinas
DANY PERMANA
Dari kiri ke kanan putri pertama mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso, Reni Hoegeng, Wakil Presiden RI ke-10 Jusuf Kalla, dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad saat menghadiri bedah buku dan peluncuran buku Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan di Toko Buku Gramedia Pondok Indah Mall, Jakarta, Minggu (17/11/2013). Buku karangan Suhartono tersebut menceritakan kisah hidup mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso yang penuh dengan keteladanan dan sikap anti korupsi. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

 Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kapolri Jenderal (Pol) Hoegeng Iman Santoso (alm) ternyata memiliki kisah menarik yang dapat dijadikan inspirasi bagi para pemimpin.

Kisah tersebut dituangkan dalam sebuah buku berjudul "Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan" yang ditulis oleh wartawan senior Kompas Suhartono.

Saat menjabat sebagai Menteri/Sekretaris Presidium Kabinet, Hoegeng ternyata menolak mobil dinas.

Diketahui Jenderal Bintang Empat itu sebenarnya mendapat jatah dua mobil dinas.

Di mana satu mobil sebagai menteri dan lainnya untuk keluarga.

Pada waktu itu Hoegeng sudah mendapatkan satu mobil dinas. Tetapi untuk keluarganya, Hoegeng belum menerimanya.

Adapun mobil dinas saat menjabat Menteri Iuran Negara sudah dikembalikannya setelah berganti jabatan.

Hoegeng kemudian ditawari mobil jenis Holden keluaran terbaru tahun 1965 untuk keluaganya. Ternyata, Hoegeng menolaknya. Apa alasannya?

Ia mengaku telah memiliki dua mobil dinas yakni mobil Jeep Willis dari institusinya kepolisian serta lainnya sebagai Menteri/Sekretaris Presidium Kabinet

"Hoegeng mau simpan dimana lagi, Mas Dharto, Hoegeng tidak punya garasi lagi," kata Hoegeng kepada sekretarisnya Soedharto Martopoespito.

Namun karena harus diambil sesuai ketentuan Setneg, Hoegeng mengalah.

Tetapi mobil itu ternyata tidak diparkir di rumah Hoegeng.

"Ya sudah tetapi tolong disimpan di rumah Mas Dharto saja ya, suatu saat Hoegeng perlu, Hoegeng akan pinjam saja," ujar Hoegeng.

Dharto mengaku sempat menjalankan mobil dinas Hoegeng tersebut. Hal itu dilakukan supaya mesin mobil tidak pernah digunakan. Tetapi, Dharto kapok.

Berita Rekomendasi

Nomor plat mobil yang berkode khusus membuat Dharto diberi penghormatan oleh polisi yang kebetulan bertugas di sepanjang jalan.

Menurut sepupu Hoegeng, Moehirman yang rumahnya disebelah rumah Dharto, setiap kali Hoegeng mendapat mobil dinas maka di dalam kendaraan itu terdapat tulisan "Mobil Dinas Tidak Boleh Dipinjam".

Moehirman pun bertanya kepada Dharto apakah mobil yang ditaruh di rumahnya juga ditulis seperti itu. Dharto menjawab tidak ada.

"Berarti, Pak Hoegeng percaya sama Mas Dharto," katanya.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas