Ke KPK Atut Pakai Sepatu Hogan Rp 4,3 Juta, Kerudung Louis Vuitton Rp 6,5 Juta
Di pasaran, kerudung monogram merk asal Italia itu dibanderol dengan harga 565 Dolar AS atau 6,5 juta.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, memenuhi panggilan permintaan keterangan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (18/11/2013).
Kakak dari tersangka kasus suap Ketua MK Akil Mochtar dan tersangka pengadaan alat kesehatan Kota Tangerang Selatan, Tubagus Chaeri Wardana itu, dimintai keterangan atau klarifikasi oleh KPK terkait penyelidikan kasus pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten.
Seperti pemeriksaan sebelumnya, kehadiran Atut menjadi sorotan awak media, khususnya para fotografer dan juru kamera. Mereka coba mengabadikan sejumlah barang yang dibawa dan dikenakan oleh orang nomor 1 Banten tersebut.
Sejumlah fotografer tampak membidik alas kaki yang digunakan oleh Atut. Sebab, sepatu model sneakers berwarna biru dongker yang dikenakan di kaki Atut itu tampak berlapis plastik sehingga terlihat mengkilap.
Dari salah satu sisi, tertera huruf "H", yang merupakan logo dari sepatu merk Hogan. Sepatu produk keluaran perusahaan Tod's Group asal Italia itu di pasaran dibanderol dengan harga 372 Dolar AS atau sekitar Rp 4,3 juta.
Adapun pakaian dikenakan Atut pada pemeriksaan kali ini adalah celana panjang hitam dan baju batik lengan panjang berwarna cokelat.
Adapun kerudung berwarna hitam menjadi penutup kepala Atut.
Di bagian penutup kepala Atut ini, tampak gambar motif yang merupakan produk ternama asal Italia, yakni Louis Vuitton. Di pasaran, kerudung monogram merk asal Italia itu dibanderol dengan harga 565 Dolar AS atau 6,5 juta.
Pada pemeriksaan 11 Oktober 2013 lalu, Atut juga mengenakan sepatu sneakers merk Hogan dengan model hak tinggi. Sepatu tersebut di pasaran dibanderol dengan harga 352 Dolar AS atau sekitar Rp 4 juta.
Selain barang bawaan dan barang yang dikenakan, hal yang mencolok setiap dia diperiksa di kantor KPK, adalah kawalan sejumlah ajudannya. Tak jarang para wartawan harus berdesak-desak hingga beradu mulut untuk sekadar mendekat dan meminta komentar Atut.