Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima TNI: KRI Nyungsep karena Komandan Kapal Teledor

Salah satu faktor penyebabnya, karena keteledoran komandan kapal saat bersandar di dermaga.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Panglima TNI: KRI Nyungsep karena Komandan Kapal Teledor
Dinas Penerangan Koarmabar
KRI Teluk Peleng-535 salah satu kapal perang di bawah Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan Barat yang sedang sandar di dermaga TNI AL Pondok Dayung, Jakarta Utara, dikunjungi siswa-siawi Sekolah Berbasis Rumah (SBR) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KRI Teluk Peleng-535 milik TNI AL hampir tenggelam di Dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Rabu (20/11/2013).

Kapal perang tersebut mengalami kebocoran di lambung kanan atau kamar bagian mesin setelah menabrak tonggak cor dermaga pada saat bersandar.

Salah satu faktor penyebabnya, karena keteledoran komandan kapal saat bersandar di dermaga.

"Ini sebuah kesalahan kecil, kesalahan teknis dari komandan kapal. Biasanya ada risiko yang harus diterima komandan kapal yang melakukan keteledoran, faktor ketidakprofesional, akan ada pembinaan," ujar Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko di Markas Utama Badan Intelejen Strategis (BAIS) TNI, Jakarta, Rabu (20/11/2013).

Informasi yang diperoleh, kapal yang tengah bersandar di dermaga pada Senin (18/11/2013) pukul 08.00 WIB tersebut baru diketahui mengalami kemiringan atau surut badan pada pukul 16.00 WIB, setelah lambung kanan membentur tonggak cor dermaga.

Kapal terus mengalami kemiringan hingga 45 derajat pada pukul 21.10 WIB. Akhirnya, kapal perang Indonesia itu dilaporkan mengalami tenggelam pada Selasa (19/11/2013) pukul 08.20 WIB.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Untung Surapati, mengatakan kapal tersebut merupakan buatan Jerman Timur 1978.

Berita Rekomendasi

Kapal bekas Jerman Timur itu dibeli Indonesia pada 1990 dan baru resmi menjadi bagian KRI AL pada 1993. Kapal itu memiliki berat 1900 ton, panjang 90,7 meter, dan lebar 11,12 meter.

Kapal tersebut biasa digunakan untuk mengangkut pasukan, tank amfibi, dan logistik.

Menurutnya, saat ini, pihaknya masih melakukan proses penyelematan kapal dan investigasi insiden tersebut. Dugaan awal, karena faktor usia kapal. "Enggak ada hubungannya dengan komandan kapal ngantuk," kata Untung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas