Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perusahaan Penyuap SKK Migas Punya Jaringan ke Istana dan DPR

Cerita itu menurut Ardi diutarakan Widodo saat bertemu di Singapura pada Maret 2013

Penulis: Edwin Firdaus
zoom-in Perusahaan Penyuap SKK Migas Punya Jaringan ke Istana dan DPR
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Salah satu tersangka, Deviardi alias Ardi dibawa keluar usai diperiksa terkait kasus dugaan suap kepada Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Rudi Rubiandini, di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2013). Rudi Rubiandini ditangkap KPK Selasa (13/8/2013) malam karena diduga menerima suap dari pihak swasta. Dari rumah mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu, KPK menyita sejumlah barang bukti berupa uang 490.000 dolar AS dan 127.000 dolar Singapura serta motor gede (moge) merek BMW. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka Deviardi, mengaku pernah diceritakan bos PT Kernel Oil, Widodo Ratanachaitong bahwa perusahaannya memiliki jaringan ke Istana. Cerita itu menurut Ardi diutarakan Widodo saat bertemu di Singapura pada Maret 2013.

Demikian diungkapkan Deviardi saat bersaksi dalam sidang suap di lingkungan SKK Migas dengan terdakwa Simon Gunawan Tanjaya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (28/11/2013).

"Dari keterangan yang disampaikan Widodo ke saya, dia main di SKK Migas. Ada tujuh perusahaan, ada jaringan ke Istana, DPR, dan Dipo Alam," ujarnya di hadapan majelis hakim.

Majelis hakim juga sempat menyinggung peran Rudi Rubiandini dalam kasus tersebut.

"Kalau Rudi berhubungan dengan Widodo agar Ibas dan Istana tenang," ujarnya.

Dalam kesempatan sama, Deviardi juga mengaku pernah diminta Rudi untuk bertemu sejumlah orang termasuk pejabat SKK Migas.

Diingat Deviardi, dirinya juga pernah disuruh Rudi bertemu Bos Kernel Oil Singapura, Widodo Ratanachaitong, mantan Wakil Ketua SKK Migas Johanes Widjanarko dan Direktur Utama PT Parna Raya Grup, Artha Meris Simbolon untuk mengambil uang titipan.

Berita Rekomendasi

Uang itu diduga KPK sebagai suap untuk memuluskan lelang tender proyek di SKK Migas.

"Uangnya lalu ada ditaruh di satu rekening di safe deposit box, ada juga yang tabungan," kata Deviardi.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas