Wakapolri Inginkan Polwan Polwan Seperti di Arab Saudi
Oegroseno mengatakan pakaian polwan berjilbab jangan dianggap sepele dan harus jelas visi dan misinya
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Kepala Kepolisian Negara RI, Komjen Pol Oegroseno, mengatakan penundaan sementara hijab Polwan adalah karena tidak ingin seperti pakaian lebaran yang selalu berganti tiap tahun.
Oegroseno mengatakan pakaian polwan berjilbab jangan dianggap sepele dan harus jelas visi dan misinya.
"Kalau baju di ABRI, TNI dan Polri kan warna kancingnya saja dihitung. Kan dilihat nanti, warnanya warna apa. Butuh pemikiran mendalam lah. Supaya penting. Visi dan misinya harus jelas. Jangan seperti lebaran yang tiap tahun harus ganti," ujar Oegroseno di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (4/12/2013).
Menurut Oegro, contoh pakaian hijab yang mencontek Polda Aceh juga masih harus dijaki. Soalnya, kata dia, di Aceh ada aturan yang harus diikuti.
"Nah apakah nanti di daerah Papua juga akan minta seperti itu kan tidak. Kita Polri ini polisi nasional. Jadi kalau misalnya diizinkan bagi yang muslim menggunakan itu, muslim yang tidak berpakaian itu kan tidak wajib. Kalau di sana (Aceh) kan yang muslim wajib. Nah apakah ini wajib nanti (Polri)," terang bekas Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri.
Oegro sendiri mengatakan ingin yang terbaik untuk hijab Polwan. Bahkan menurut dia maunya seperti di Arab.
"Kalau saya melihat seperti di Arab. Maunya jamgan sampai pakaian yang agamis tadi menimbulkan perasaan kayak sensual performance. Kalau memang mau agamis, ya kelihatan matanya saja ya. Itu kalau saya. Cukup model baju terusan begitu, jangan celananya ketat, terus pake kerudung sebagai simbol. Saya tidak suka," tegas Alumnus Akpol 1978 itu.