Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Megawati: Mandela Gunakan Pidato Bung Karno untuk Alat Perjuangan

Megawati Soekarnoputri sangat berduka kehilangan tokoh dunia seperti Nelson Mandela.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
zoom-in Megawati: Mandela Gunakan Pidato Bung Karno untuk Alat Perjuangan
http://www.suaramerdeka.com/
Nelson Mandela dan Megawati Soekarnoputri 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Megawati Soekarnoputri sangat berduka kehilangan tokoh dunia seperti Nelson Mandela.

Menurut Mega, Mandela bukan hanya bapak bangsa untuk rakyat Afrika Selatan. Tapi menginspirasi dunia, Mandela mengajak manusia menemukan dua hal dalam kemanusiaannya. Yakni, penghormatan atas hak-hak dasar Manusia dan sikap memaafkan.

Mega menuturkan, apa yang diperjuangkan Nelson Mandela mengingatkan dirinya pada apa yang juga diperjuangkan oleh Bung Karno, tentang kebangsaan dan kemanusiaan berjalan sejalan.

"Itu artinya, kecintaan Nelson Mandela atas bangsanya adalah kongruen Nelson pada kemanusiaan. Dan bagi beliau, perjuangan itu bukan hanya Afrika selatan tapi selalu memperjuangkan pada berbagai belahan dunia. Inilah kesamaan Mandela dengan Bung Karno," tutur Megawati kepada Tribunnews.com, Jumat (6/12/2013).

Menurut Megawati, Mandela erat kaitannya dengan Bung Karno, karena sejak muda Mandela mengidolakan Bung Karno. Pada 1960 menurut catatan sejarah, Mandela menggunakan pidato-pidato Bung Karno sebagai alat perjuangannya.

Mandela akhirnya menjadikan Konferensi Asia-Afrika 1955 sebagai titik nol pembebasan bangsa-bangsa di Afrika.

"Mandela mengakui bahwa Indonesia mendapatkan tempat khusus dihatinya, karena figur Bung Karno. Dari Indonesia Mandela membangun sebuah imajinasi politik bahwa bangsa yang bebas, pertama-tama harus berdaulat," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Selain itu, kata Megawati, Mandela juga memberikan pelajaran soal memaafkan dan tidak harus melupakan. Apa yang dilakukan oleh rezim apartheid memang tidak harus dilupakan tapi Mandela mempunyai keberanian untuk memaafkan lawan atau musuhnya itulah dasar perdamaian yang fundamental dalam keadilan transisional.

"Mandela selalu mengajak melihat masa depan dengan belajar dari masa lalu, Manusia itu berubah, jaman itu berubah tapi kebajikan manusiawi tidak akan berubah ia abadi sifatnya," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas