Pemimpin Besar Tak Cukup Disukai dan Populer
Selain harus punya nyali menyelesaikan perosalan besar, dan itu tidak cukup hanya disukai dan populis
Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUN, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem, Patrice Rio Capella, mengatakan pemimpin 2014 menanggung beban berat untuk membawa Indonesia ke arah perubahan yang lebih baik dari pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
"Selain harus punya nyali menyelesaikan perosalan besar, dan itu tidak cukup hanya disukai dan populis," ujar Rio dalam diskusi mini, 'Mencari Sosok Pemimpin 2014: Catatan Akhir Tahun Partai NasDem; Isu Politik, Pemerintahan, Konstitusi, Penegakan Hukum, Ekonomi dan Kesejahteraan,' di Kantor DPP NasDem, Jakarta, Senin (23/12/2013).
NasDem, kata Rio, tak mempersoalkan siapa yang kak menjadi pemimpin. Namun, NasDem berharap pemimpin besar yang nanti muncul mampu menyelesaikan persoalan besar antara lain korupsi, ketergantungan pangan lewat impor, dan menegakkan kedaulatan bangsa.
"Negeri ini jumlahnya besar. Karena itu 2014 kita membutuhkan pemimpin besar, bukan hanya besar badannya," ujar Rio.
Rio menjelaskan, pemimpin besar haruslah memiliki kemampuan dalam memegang jabatan sesuai yang diembannnya. Karena, pemimpin akan membawa dan ikut menentukan Indonesia tumbuh sebagai bangsa yang besar di antara bangsa besar lainnya.
Rio sempat melontarkan beberapa kritik atas kejadian mutakhir kepemimpinan Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, sepanjang 2013, di mana jalannya roda kepemimpinan semakin memburuk. Ia mencontohkan, kasus penyadapan oleh Amerika dan Australia, SBY tak berani bersikap dan hanya membalas lewat twitter.