Wali Kota Surabaya Lawan Terkuat Jokowi di Pilpres
Urutan penantang Jokowi ada Tri Rismaharini, Ahok, Anies Baswedan, Chairul Tanjung, dan Abraham Samad.
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia mengumumkan hasil survei Opinion Leader Mencari Lawan Jokowi. Survei yang dilaksanakan mulai tanggal 16-27 Desember 2013 itu mengerucut pada lima nama.
Pakar Psikologi Politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, mengatakan masyarakat saat ini sudah menolak nama-nama lama dan menginginkan nama baru yang sudah terlihat kerja nyatanya.
"Masyarakat ingin Jokowi, nama lainnya ditolak. Ini tidak sehat untuk demokrasi. Demokrasi yang bagus harus menghasilkan persaingan antara yang terbaik dengan yang terbaik. Sekarang hanya ada satu nama yang terbaik," kata Hamdi saat paparan di Hotel Morrisey, Minggu (29/12/2013).
Dalam surveinya, kata Hamdi, pihaknya menguji beberapa dimensi seperti visioner, leadership, intelektualitas, ketrampilan politik, ketrampilan komunikasi politik, stabilitas emosi, kemampuan manajerial, penampilan, dan integritas moral hingga muncul beberapa nama.
Seperti Ketua KPK Abraham Samad, akademisi Anies Baswedan, Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Walikota Surabaya Tri Rismaharini, CEO Trans Corp Chairul Tanjung, Wakil Menteri PAN-RB Eko Prasojo, CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar, CEO PT KAI Ignatius Jonan, Menteri Keuangan Chatib Basri, entrepreneur Tri Mumpuni, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Ia pun menyebutkan nama yang termasuk dalam lima besar yang diperkirakan dapat menandingi Jokowi dalam kontestasi Pilpres. Berdasarkan persentasenya, urutan pertama penantang Jokowi ada Tri Rismaharini, urutan kedua Ahok, dan di urutan berikutnya ada nama Anies Baswedan, Chairul Tanjung, dan Abraham Samad.
Sedangkan nama nama capres yang ditolak berdasarkan survei sesuai urutannya, ada nama Prabowo, Rhoma Irama, Aburizal Bakrie, Megawati, Pramono Edi, Wiranto.
"Kriteria capres yang penting itu integritas moral. Orang yang kakinya tidak digelayuti pengusaha, berani mundur kalau salah. Saat ini ada masalah dalam integritas sehingga nama-nama lama tidak menginspirasi Indonesia kedepannya," tuturnya.
"Fenomena Jokowi ubah landscape politik. Orang saat ini perlu karya nyata, mencari ada cacatnya tidak. Jokowi harus dilawankan dengan Jokowi-Jokowi lain, ambil nama-nama ini," tandasnya