Andai Terduga Teroris Mau Baik-Baik Menyerahkan Diri
Semua polisi idealnya tak ingin matikan orang. Tapi sialnya, yang diajak baik-baik ini mau membunuh yang mengajak
Penulis: Y Gustaman
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyad Mbai, meluruskan pernyataan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Sidharto Danusubroto yang mengkritik operasi Densus 88 Antiteror menumpas teroris sampai tewas.
"Mungkin tidak tahu konteksnya. Lihat konteksnya dulu, bahwa penembakan itu sudah ada prosedur dan pekerjaannya profesional," ujar Ansyad kepada wartawai usai salat Jumat di Masjid KPU, Menteng, Jakarta, Jumat (3/1/2014).
Penyergapan Densus 88 Antiteror di Jalan Haji Hasan, Kampung Sawah Lama, Tangerang Selatan, Selasa (31/12/2013) sampai Rabu (1/1/2014) pagi, akhirnya tak mampu menangkap hidup-hidup enam pelaku teror. Mereka semua tewas oleh timah panas Densus 88 Antiteror.
"Jadi tak bisa kita komentari di atas meja, kalau enggak tahu apa-apanya di lapangan. Semua polisi idealnya tak ingin matikan orang. Ini kan menangkap baik-baik, 'eh kamu ke pengadilan'. Tapi sialnya, yang diajak ini mau membunuh yang mengajak," terangnya.
Ansyad mengakui, petugas di lapangan sudah berupaya keras meminta menyerahkan diri secara baik-baik. Dengan begitu petugas bisa menangkap hidup-hidup pelaku teror bersenjata dan memiliki peledak. Tapi kenyataannya mereka melawan.
"Nah itu mau bagaimana? Menangkap orang yang lagi menenteng bom, senjata, lalu bagaimana menangkapnya? Saya belum ketemu ilmunya untuk menangkap mereka. Ilmu yang baru ada, ya senjata lawan senjata," katanya lagi.