Perpecahan Kelompok Teroris Abu Roban
Sel jaringan teroris tidak pernah mati
Penulis: Adi Suhendi
"Mereka pun DPO kasus percobaan pembunuhan terhada gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo," ujarnya.
Pertengahan 2013, tepatnya di bulan Agustus 2013 saat umat muslim menjalankan ibadah puasa serangkaian aksi teror kembali terjadi diantaranya ledakan bom di Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, serta penembakan sejumlah anggota kepolisian di wilayah Polres Metro Jakarta Selatan.
Ternyata pelakunya masih kelompok Abu Roban juga yang belum yang kemudian diketahui sebagai kelompok Ciputat yang dipimpin Hidayat alias Dayat Kacamata bersama Nurul Haq.
Sebuah sepeda motor Yamaha Mio yang ditinggal di Pondok Aren, Tangerang Selatan, saat terjadi penembakan polisi menjadi petunjuk kepolisian untuk menuntaskan jaringan teroris Abu Roban.
Kemudian polisi menangkap Topan Amir yang merupakan adik dari Fajar Sidik sekaligus pengikut Nurul Haq. Topan Amir adalah penyedia sepeda motor yang digunakan Nurul Haq alias Jack dan Hendi untuk malakukan penembakan anggota polisi di Pondok Aren.
Pengembangan penyidiikan dari beberapa tersangka yang telah lengkap, akhirnya mengarahkan polisi kepada Anton alias Septi yang berada di Banyumas, Jawa Tengah yang ditangkap (31/12/2013).
"Ia merupakan tersangka kasus peletakan bom di vihara ekayana, Tanjung Duren Jakarta Barat dan terkait peledakan bom Beji pada September 2012 lalu," kata Boy.
Dari Anton baru dikembangkan sampai akhirnya terjadi penggerebekan di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan. Dalam penggerebekan tersebut Hidayat alias Dayat alias Daeng, Nurul Haq alias Dirman, Ozi alias Tomo, Rizal alias Teguh alias Sabar, Hendi Albar, dan Edo alias Amril tewas diterjang peluru anggota kepolisian.