Indra Piliang: Kasus Atut dan Akil Gerogoti Citra Golkar
Indra Jaya Piliang, membenarkan selama 2013, kasus Akil Mochtar dan Ratu Atut Chosiyah, menggerogoti citra partainya.
Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUN, JAKARTA - Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar, Indra Jaya Piliang, membenarkan selama tahun 2013, kasus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar dan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, menggerogoti citra partainya.
Demikian disampaikan Indra dalam paparan hasil riset pemantauan media "Potret Geliat Pemberitaan Partai Politik Sepanjang 2013 - Menangkap Korelasi Berita & Elektabilitas" Pol-Tracking Institute di Hotel Morrisey, Jakarta, Selasa (14/1/2014).
"Golkar dalam pemberitaan kita akui banyak yang negatif sepanjang 2013 banyak kasus hukum yang menjerat kader Golkar. Contohnya Atut dan Akil yang paling berat," ungkap Indra.
Menurutnya, permasalah hukum yang menjadi paling disoroti dalam survei Pol-Tracking memang ada yang disadari sejumlah partai dan ada juga yang tidak menyadarinya. Golkar, menurut Indra, adalah contoh partai yang tidak menyadari pemberitaan hal tersebut.
Menurutnya, boleh saja partai mengatakan bahwa kasus hukum yang menimpa sejumlah kader Golkar adalah urusan pribadi. Namun, ketika masuk dalam pemberitaan media, kasus hukum yang menimpa kader Golkar tersebut akan mudah diasosiasikan publik sebagai kasus partai.
Indra mengakui sudah beberapa kali mengusulkan kepada DPP Golkar untuk membuat media center sebagai pusat informasi resmi partai. Ketika ada sejumlah kasus yang menyeret kadernya, bisa ditanggapi langsung oleh partai politik. Tapi belakangan, media center baru terbentuk Oktober 2013 lalu.
Dalam dunia politik saat ini, sambung Indra, parpol tak bisa menafikan peran media sebagai penyambung informasi kepada publik. Bagi parpol, penyebaran informasi kepada seluruh media untuk mengimbangi atau menanggapi persoalan yang ada sangat penting.
Indra juga menanggapi kenapa pemberitaan yang menyasar Golkar lebih banyak menyoal hukum ketimbang perhatiannya terhadap kebijakan selama ini. Dalam hal ini, Golkar jadi bagian koalisi Pemerintah, sehingga tak vokal mengkritik kebijakannya.
"Kebijakan Golkar belum banyak terdengar karena lebih memainkan peran pemberi input daripada kritik apapun yang dijalankan pemerintah. Pengaruhnya terlihat dari hasil survei hari ini," sambungnya.
Hasil survei Pol-Tracking memperlihatkan pemberitaan negatif Golkar sepanjang 2013 mengalami kenaikan pada Oktober menyusul tertangkap tangannya politisi Golkar, Chairun Nisa, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar, yakni di angka 31,9 persen.
Frekuensi pemberitaan Golkar juga meningkat pada Desember 2013 yakni di angka 16,2 persen. Hal ini disebabkan, nama kader mereka sekaligus Gubernur Banten Ratut Atut Chosyiah sebagai tersangka, ditambah keluarganya disebut-sebut ikut juga terseret.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.