Komplotan 'Pencopet Elite' Beraksi di Kabin Garuda Indonesia
Kawanan pencopet rupanya tak hanya beraksi di bus umum atau kereta api. Aksi tersebut juga terjadi di kabin pesawat yang tengah mengudara.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kawanan pencopet rupanya tak hanya beraksi di bus umum, kereta api, atau tempat-tempat keramaian. Aksi tersebut juga terjadi di kabin pesawat yang tengah mengudara.
Hal itu yang dialami Kristiantoko. Pria 37 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan sistem IT tersebut kehilangan puluhan juta rupiah saat berada di Pesawat Garuda Indonesia GA 866 saat mengudara dari Jakarta menuju Bangkok pada Rabu (18/12/2013) silam.
Aksi pencopetan baru ia ketahui saat barang bawaan serta sejumlah uang yang ia bawa di dalam hand bag hilang saat mendarat di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Thailand.
Kris -sapaannya- menuturkan saat itu ia tengah bepergian bersama sejumlah relasi bisnis. Ia duduk di kursi nomor 28K di kelas ekonomi dan lepas landas pada pukul 09.10 WIB.
"Tak ada masalah pada jadwal penerbangan, semuanya normal. Karena tujuan luar negeri, ada pemeriksaan pakai detector secara keseluruhan. Saya lalu melepaskan jam tangan dan dompet untuk ditaruh di tas bersama sejumlah dokumen dan amplop berisi uang," tutur Kris pada Tribunnews.com, Selasa (14/1/2014).
Saat masuk pesawat, Kris mengaku meletakkan hand bag di kompartemen tepat di atas tempat duduknya. Ia menjelaskan, sejumlah relasinya duduk tak jauh dari tempat duduknya. Adapun posisi Kris duduk ada di tengah di antara deret kursi yang ada.
"Saat akan take off, saya merasa ingin ke toilet. Hanya saja, karena baru lepas landas jadi saya menunggu. Saya baru ke toilet saat tanda sabuk pengaman bisa dilepaskan, menyala. Di toilet, rupanya sudah ada antrean. Saya ketiga dari empat orang yang antre," tutur Kris.
Saat Kris tengah mengantre itulah disebutkan ada penumpang lain yang mengambil tas Kris dari kompartemen. Orang itu lalu membawa tas Kris ke tempat duduknya. Tak lama, orang tersebut lalu mengembalikan lagi tas ke kompartemen dengan posisi tas yang sudah berbeda.
Penjelasan itu Kris dapat dari seorang temannya saat ia telah sadar telah kecurian. Meski mengaku melihat, tutur Kris, temannya tersebut tak mengetahui jika tas yang diambil pelaku adalah tas milik Kris. Teman Kris menyebut, ada sejumlah orang yang bangkit dari tempat duduknya untuk mengambil barang di sejumlah kompartemen.
"Saat saya sadar kecurian, seorang teman bilang, 'mungkin itu tadi yang diambil penumpang lain'. Teman saya ini pergi ke Bangkok bersama saya, hanya saja dia tak tahu jika yang diambil penumpang tersebut merupakan hand bag saya. Ia mengira penumpang tadi mengambil tas milik sendiri karena pelaku mengembalikan lagi ke kompartemen semula. Selama terbang, karena tidak tahu, saya tak lagi memeriksa tas saya sampai nanti mendarat," terang Kris.
Atas aksi kriminal tersebut, Kris mengaku kehilangan sebuah jam tangan seharga Rp 4 juta, uang sebanyak 1.644 dolar Amerika dan 13 ribu Bath Thailand dengan total setara Rp 25 juta.
"Uang saya tempatkan dalam dua amplop. Amplop pertama di-seal (dilem). Sedangkan amplop kedua tidak. Pada amplop yang di-seal, pelaku hanya merobek sebagian amplop dan mengambil isinya. Sedang pada amplop kedua, semua uang pecahan besar diambil dan disisakan uang pecahan kecil dengan jumlah 44 dolar Amerika dan 580 Bath Thailand. Mungkin buat ongkos taksi," tuturnya lalu tersenyum.
Kris kemudian melapor ke pihak Garuda Indonesia yang kemudian menemani dirinya melapor ke pihak keamanan Bandara Suvarnabhumi. Usai di-BAP, pihak terkait, menjanjikan akan menginformasikan Kris jika ada perkembangan soal kejahatan tersebut.
Selanjutnya
Pencopet Elite' di Kabin Garuda Indonesia: Rio Selamatkan 5 Ribu Dolar Milik Bule
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.