Bambang: Tidak Elok SBY Urus Partai Saat Rakyat Hadapi Bencana
Bambang Soesatyo menilai jabatan presiden merangkap ketua umum partai, harus dianggap sebagai pengkhianatan amanah rakyat
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Golkar, Bambang Soesatyo mengaku memahami keputusan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengikuti pertemuan kader Partai Demokrat di Bali.
Sebab, kata Bambang, sebagai ketua umum partai, SBY memiliki tanggung jawab besar pada partai yang dipimpinnya untuk dapat mempertahankan suara yang terus merosot. Hanya saja, Bambang menekankan aspek tanggung jawab yang melekat pada SBY selaku presiden.
"Namun, tanggung jawab SBY sebagai presiden jauh lebih besar karena menyangkut nasib rakyatnya yang kini tengah menghadapi berbagai musibah," kata Bambang melalui pesan singkat, Senin (20/1/2014).
Menurut Bambang, SBY tidak mendengar kritikan saat peluncuran buku di Jakarta Convention Centre (JCC). Anggota Komisi III DPR itu mengatakan rakyat saat ini sangat membutuhkan empati dan perhatian pemimpinnya.
"Jadi, menjadi tidak elok memang saat rakyat berjuang menghadapi bencana, pemimpinya sibuk urusan partai. Dan ini harus menjadi pelajaran bagi bangsa ini," katanya.
Untuk itu, Bambang mengungkapkan presiden, wakil presiden dan menteri kedepannya tidak boleh merangkap sebagai pengurus partai.
"Apalagi sebagai ketua umum. Presiden merangkap ketua umum partai, harus dianggap sebagai pengkhianatan dan pelecehan terhadap kepercayaan dan amanah rakyat," kata Bambang.