Demokrat: Ocehan Anas Tidak Penting
Max mengaku tidak mengetahui bagaimana wacana itu mulai muncul di publik
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat malas menanggapi celotehan Anas Urbaningrum. Mantan Ketua Umum Demokrat itu menyarankan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mundur dari jabatan pimpinan partai berlambang bintang mercy.
"Ya saya kira itu sesuatu yang tidak terlalu penting lah, karena kita menjelang pemilu tinggal berapa bulan lagi ya," kata Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Max mengaku tidak mengetahui bagaimana wacana itu mulai muncul di publik. Terutama terkait elektabilitas Demokrat yang masih menurun.
"Memang letupan itu muncul dari mana ya enggak tahu, saya pikir tinggal diterjemahkan saja apakah itu merupakan sebuah yang positif atau tidak. Karena selama ini tidak ada kesenjangan antara Pak Anas dengan Pak SBY," imbuhnya.
Anggota Komisi I DPR itu menganggap pernyataan Anas tidak perlu didebatkan. Ia berpikir hal itu hanyalah gejolak jiwa Anas karena ditahan oleh KPK.
"Tapi bagaimanapun juga Demokrat dalam kapasitasnya, saya sebagai kader di Demokrat sebagai salah satu pimpinan memang kita melihat itu bukan segala sesuatu yang urgent," katanya.
Ia pun tidak mempermasalahkan pernyataan yang dikeluarkan Anas mengenai Demokrat.
"Saya pikir tidak ada masalah, dan tidak perlu dilakukan apa yang diinginkan Pak Anas itu, misalnya menggantikan Pak SBY sebagai ketua umum," kata Max.
Sebelumnya, mantan Ketua DPC Cilacap Partai Demokrat, Tri Dianto mengungkapkan sejumlah alasan Anas Urbaningrum meminta Susilo Bambang Yudhoyono mundur dari Jabatan Ketua Umum PD.
Sebelumnya, permintaan itu disampaikan Anas melalui akun twitternya yang dikelola admin @anasurbaningrum, beberapa waktu lalu.
Tri merupakaan orang dekat sekaligus loyalis mantan Ketua Umum PD tersebut. Menurut Tri, penyebabnya adalah karena masalah elektabilitas Partai Demokrat yang terus anjlok setelah ditinggalkan Anas Urbaningrum dan dikendalikan SBY.
"Waktu Mas Anas jadi Ketua Umum elektabilitas Partai Demokrat di atas 10 persen. Ya antara 11 sampai 12 persen lah. Namun banyak elit Partai Demokrat kemudian beramai-ramai meminta kepada Pak SBY untuk menyelamatkan partai. Itulah yang kemudian Mas Anas merasa elektabilitas PD sekarang ini kan tahu kemarin 2013, 7,2 persen. Nanti sekarang ada lagi dan ada bocoran sudah 6 koma berapa persen," kata Tri usai menjenguk Anas di Rutan KPK, Jakarta, Senin (27/1/2014).
Dijelaskan Tri, Anas merasa heran dengan sikap elit Partai Demokrat saat ini. Sebab meski elektabilitas anjlok, tak ada yang berani menyuarakan pergantian Ketum.
Lebih lanjut dikatakan Tri, para elit Demokrat ini seakan buta dengan hasil-hasil survei yang terus menunjukkan kebobrokan elektabilitas Demokrat.
"Jadi inilah para elit PD, para sengkuni ini, mereka di saat seperti ini seakan-akan buta, tuli dan bisu. Yang sangat disayangkan, masa partai yang sudah seperti ini kok mereka diam," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.