Nur Mahmudi Ismail: TNI Bisa Diajak Ubah Wawasan Masyarakat
Nur Mahmudi Ismail memberikan seminar kepada para prajurit TNI mengenai ketahanan pangan nasional di Mabes TNI
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail memberikan seminar kepada para prajurit TNI mengenai ketahanan pangan nasional di Mabes TNI, Cilangkap, Rabu (29/01/2014) lalu.
Bertajuk "Bersama TNI dan Rakyat Indonesia Kita Wujudkan Indonesia Sehat dan Sejahtera Dengan Lebih Mencintai Pangan Lokal Nusantara, Gerakan One Day No Rice (ODNR) Untuk Indonesia dan Dunia", Nur Mahmudi mengajak para prajurit untuk lebih mencintai pangan lokal dengan mengaplikasikan gerakan ODNR.
"Kami memandang bahwa TNI merupakan salah satu tulang punggung yang bisa kita ajak untuk membuka, memperbaiki, serta merubah wawasan masyarakat mengenai isu kecintaan terhadap pangan lokal," ujar Nur Mahmudi Ismail dalam rilisnya yang diterima Tribunnews.com, Jumat (31/1/2014).
Nur menambahkan dengan memulai pola makan yang benar dan sehat akan berdampak positif bagi sistem ketahanan nasional serta menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
ika masyarakat merubah pola makan dari biasanya tiga kali makan nasi menjadi satu kali saja dalam seminggu, serta dua kali tidak mengkonsumsi nasi dan menggantinya dengan produk lokal, hal tersebut akan menambah cadangan beras sebanyak 22 juta Ton yang bernilai 161 triliun.
"Itu merupakan potensi Devisa negara sekaligus memperkokoh status NKRI kita menjadi lebih berwibawa di kalangan internasional, hingga bisa membantu kekurangan pangan dunia," lanjut Nur Mahmudi.
Aster Panglima TNI Mayjen S. Widjanarko mengapresiasi gerakan ODNR ini dan mengajak Nur Mahmudi untuk melanjutkan sosialisasi ini ke Kodam atau Korps lain agar prajurit memiliki wawasan yang lebih mengenai pangan.
" Kami akan sosialisasikan kepada para prajurit lainnya dan nanti akan kami ajukan ke Panglima untuk menerapkan ini di lingkungan kami," ujar Widjanarko.
Wijanarko mengaku sedang menulis buku mengenai bagaimana menghadapi perang berlarut.. Saat dalam keadaan perang berlarut, para prajurit harus memiliki stok logistik dimanapun dan bermacam-macam.
Dengan keanekaragaman pangan karbohidrat di negeri ini seperti sagu, jagung, singkong serta gembili, diharapkan para prajurit dapat survive saat menghadapi perang berlarut tanpa mengandalkan beras.
"Dalam penulisan buku ini, saya mendapatkan masukan dari Nur Mahmudi mengenai logistik," ujar Widjanarko.