Kapolri dan Kepala Polisi Malaysia Bicarakan Kejahatan Transnasional
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) dan Kepala Kepolisian Di Raja Malaysia (PDRM) bertemu di Mabes Polri
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) dan Kepala Kepolisian Di Raja Malaysia (PDRM) bertemu di Mabes Polri, Kamis (13/2/2014). Kedua kepala kepolisian tersebut saling bertukar pikiran tentang penanganan kejahatan transnasional di antaranya penanganan imigran gelap.
"Isu yang kita bahas adalah transnational crime yang menyangkut illegal migrant, tadi saya sebut, kemudian narkotika, trafficking in person, people smuggling, arms smuggling, kemudian enviromental crime, seperti kejahatan lingkungan. Seluruhnya itu kita kerjasamakan, termasuk bagaimana kita mengatasinya," ungkap Kapolri Jenderal Polisi Sutarman di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2014).
Dikatakan Sutaraman, dirinya sempat bercerita tetang penangkapan imigran gelap di wilayah Indonesia. Setalah ditangkap, para imigran gelap dibawa ke daratan Indonesia yang pada akhirnya menjadi permasalahan sosial di Indonesia.
"Kalau bisa kita ke negaranya sana sehingga kedua negara bisa bekerja sama untuk melakukan kampanye di negara pengirim. Negara pengirim kan Afganistan, Pakistan, Timur Tengah lah, negara-negara yang sedang konflik. Kemudian, kita sampaikan gambar-gambar yang seperti mati di trenggalek, mati di ujung kulon, kita tunjukan supaya mereka tidak pergi ke wilayah kita dengan cara yang seperti itu sehingga menjadi korban," ungkapnya.
Dikatakan Sutarman, melihat penanganan imigran gelap di Malaysia jauh lebih baik. Malaysia mendirikan rumah destinasi, setelah ditempatkan di rumah destinasi, para imigran gelap diberikan semacam kartu kuning, kartu tinggal di Malaysia dan mereka tapi boleh ke mana-mana.
"Nah, Indonesia, teman-teman bisa lihat sendiri, kita punya rumah destinasi tapi tidak cukup sehingga dia berasimilasi dengan penduduk setempat, karena berasimilasi dengan penduduk setempat ada yang kawin, lah rakyat kita mau lagi dikawinin, punya anak, menjadi problem sosial," ungkapnya.
Ini masalah imigran gelap di Indonesia, masalah serius bagi Indonesia yang harus ditangani kebersamaan kita antar regional di dalam negeri sendiri.
"Imigrasi dan kita semua harus bersama sama untuk menangani ini. Makanya, ya kita bersama sama," katanya.