Doktrin Sipil-Militer Hanya Pola Pikir Liberalis
Mantan Panglima ABRI Jenderal (Purn) Try Sutrisno tak setuju adanya penyebutan kalangan sipil-militer
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Panglima ABRI Jenderal (Purn) Try Sutrisno tak setuju adanya penyebutan kalangan sipil-militer dalam bursa pencapresan pemilu 2014.
Try menyoroti istilah sipil-militer, adalah doktrin dari pola pikir liberalis. Menurutnya semua rakyat Indonesia adalah militer, dan tidak hanya TNI saja.
"Jangan bilang sipil-militer. Kamu itu militer. TNI itu militer dalam arti mikro, yang berpakaian dinas. Dalam arti makro, ya kalian semua. Karena kita menganut sistem pertahanan keamanan rakyat semesta," kata Try di hotel Oasis Amir, Jumat (14/2/2014).
Ditegaskannya, dalam Pancasila tak mengenal istilah sipil-militer. Karena itu ia kembali menegaskan jika negara Indonesia diganggu negara lain, yang mempertahankannya tak hanya dari TNI saja.
"Kalau ada bangsa lain berani, yang pertahankan bukan yang pakaian dinas saja. Tapi 240 juta rakyat itulah. Jangan kamu bagi-bagi sipil-militer. Itu pola liberalis, jangan pakai istilah luar. Tidak ada itu dalam Pancasila," cetusnya.
Ia menambahkan, bangsa Indonesia adalah satu. Hanya berbeda-beda latar belakang dan profesi pekerjaannya.
"Hanya ada bangsa Indonesia. Cuma dimana pekerjaannya. Kamu wartawan pejuang, TNI pejuang, petani pejuang. Semua punya atribut pejuang. Kalau kamu sadar, tak akan berpola sendiri-sendiri. Founding father (Indonesia) yang mati itu dulu berapa? Berkorban dengan darah, keringat, harta benda. Jangan dipotong-potong cara berpikirnya. Itu cara ngomongnya orang liberal," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.