Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden SBY Diminta Tinjau Lokasi Erupsi Gunung Kelud

Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid mengapresiasi bila Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengunjungi lokasi erupsi.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Presiden SBY Diminta Tinjau Lokasi Erupsi Gunung Kelud
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Kanopi depan masjid SMPN 1 Ngancar roboh akibat abu vulkanik pasca meletusnya Gunung Kelud di Desa Ngancar Kabupaten Kediri, Jumat (14/2/2014). Pasca meletusnya Gunung Kelud pada pukul 22.50 WIB, Kamis (13/2) malam, sebanyak 5.800 warga dari Kecamatan Ngancar, Kepung, Plosoklaten dan Puncu, kabupaten Kediri mengungsi ke radius aman atau sekitar 20 - 30 kilometer dari puncak Gunung Kelud. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid mengapresiasi bila Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengunjungi lokasi erupsi Gunung Kelud. Hal itu dilakukan untuk melihat langsung warga yang mengungsi akibat bencana alam tersebut.

"Tidak seperti Sinabung kemarin. Artinya beliau sudah merespons publik dengan baik. Ini seharusnya menjadi protap, antisipasi bencana seharusnya bisa lebih cepat," kata Hidayat di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (14/2/2014).

Hidayat mengakui kerja BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sudah bekerja dengan baik. Mantan Ketua MPR itu mengatakan Indonesia memiliki banyak gunun api yang masih aktif.

"Karena itu diperlukan kesadaran penuh warga. Mereka harus siap. Di banyak kasus, katakanlah banjir Jakarta seolah tergagap," ujar Hidayat.

Ia mengatakan pihak terkait harus cepat mempersiapkan lokasi pengungsian dengan perlengkapan memadai. "BNPB bisa harus lebih siap dan cepat antisipasi," imbuhnya.

Mengenai penetapan Gunung Kelud sebagai bencana nasional, Hidayat mengatakan secara obyektif harus dilihat di lapangan.

"Rentang musibah sangat luas baru nanti bencana naiobal. Yang paling penting respons. Saya mendapat laporan relawan pengungsi butuh nasi dan air minum. Penampungan sangat tidak manusiawi. Selimut, WC umum dan dapur harus ditambah," ungkapnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas