Pengakuan Kakak Corby Membuat Istana Ingin Tinjau Ulang Bebas Bersyarat
Pihak Istana Kepresidenan menyampaikan pembebasan bersyarat Schapelle Leigh Corby, sudah sesuai aturan yang berlaku.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Istana Kepresidenan menyampaikan pembebasan bersyarat terpidana narkoba asal Australia, Schapelle Leigh Corby, sudah sesuai aturan yang berlaku.
Kendati demikian, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha katakan pembebasan bersyarat itu bisa saja ditinjau kembali.
Salah satu yang mungkin bisa menjadi pertimbangan pencabutan tersebut, apabila ada hasil wawancara dengan media yang berpotensi menjadi polemik yang mengganggu keresahan masyarakat. Meskipun itu tidak langsung dilakukan Corby.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi Channel 7, kakak kandung Corby, Mercedes Corby mengatakan temuan ganja di tas adiknya diduga sebagai jebakan.
"Dalam hal ini Menteri Hukum dan HAM untuk menindak-lanjuti, merespon apa yang telah menjadi sorotan publik kita terhadap adanya wawancara. Tidak tertutup kemungkinan seperti yang kami dengar di dalam pemberian pembebasan bersyarat ini ditinjau kembali," ungkap Julian di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasan (4/3/2014).
Kata Julian, bahwa sekarang tim Kementerian Hukum dan HAM tengah melakukan evaluasi terhadap pembebasan bersyarat Corby.
Sebelumnya, Mercedes Corby kakak kandung Corby mengatakan temuan ganja di tas adiknya diduga sebagai jebakan. Dalam wawancara dengan Channel 7 Mercedes ingin ganja itu diuji. Selain itu Mercedes ingin jejak dari bandara Australia dan Indonesia dan juga sidik jari diperiksa.
Selain itu, dia menuduh otoritas bagasi maskapai terlibat dalam peletakkan ganja itu ke dalam tas Corby.
"Saya tidak tahu siapa yang memasukkannya ke dalam tas itu, tapi aku cukup yakin ada hubungannya dengan seseorang yang bekerja di bandara," tegas Mercedes.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.