Agama dan Demokrasi Bisa Berjalan Bersama di Indonesia
Menurut Ulil, kalangan Islam di Indonesia sangat suportif terhadap perkembangan Demokrasi.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh Islam Liberal di Indonesia, Ulil Abshar Abdalla, mengatakan agama dan demokrasi bisa berjalan beriringan dalam suatu bangsa. Ulil pun mencontohkan Indonesia dimana sebagai negeri dengan mayoritas warganya beragama Islam, namun bisa menjalankan demokrasi selama 13 tahun.
Menurut Ulil, kalangan Islam di Indonesia sangat suportif terhadap perkembangan Demokrasi.
"Kalangan Islam pun antusias mendirikan partai dan ikut terus Pemilu dan nggak putus asa. PKB, PPP, PKS, PBB. Elektabilitasnya tidak pernah sebesar Partai Demokrat atau PDIP tapi mereka tidak pernah putus asa berjuang," ujar Ulil saat dialog di DPP Partai Demokrat bertajuk 'Budaya Agama dan Demokratisasi', Jakarta, Selasa (11/3/2014).
Ulil melanjutkan, jalan yang ditempuh Indonesia sudah sangat bagus dimana dalam Demokrasi, pemerintah mendukung kegiatan keagamaan dan berkeyakinan tanpa dihalang-halangi.
Walau pun diakuinya ada kelompok-kelompok yang intoleran terhadap perbedaan keyakinan, Ulil mengaku Indonesia sudah on the right track karena menjamin kebebasan memeluk keyakinan sesuai dengan mandat konstitusi.
"Demokrasi mempunyai prinsip bagus karena di dalamnya ada civilian right dan political right. Demokrasi dan agama saling mendukung. Agama memperkaya demokrasi dan demokrasi bukan sekedar Pemilu namun menyangkut nilai-nilai dan budaya yang berkembang di masyarakat," tukas Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengurus Pusat Partai Demokrat itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.