Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konvensi Rakyat Capres: Belum Ada Kandidat yang Berani Jamin Ahmadiyah dan Syiah

Saat itu panelis Frans Magniz Suseno memberikan pertanyaan kepada Ricky Sutanto

Penulis: Eri Komar Sinaga
zoom-in Konvensi Rakyat Capres: Belum Ada Kandidat yang Berani Jamin Ahmadiyah dan Syiah
Warta Kota/adhy kelana/KLA/KLA
DEBAT CAPRES - Kandidat Capres Konvensi Rakyat, Anis Baswedan, Gita Wirjawan, Bupati Kutai Timur, Isran Noor , Yusril Ihza Mahendra dan Rizal Ramli berdiri berjajar sebelum mengikuti debat kandidat capres Konvensi Rakyat vs Konvensi Demokrat di FK Universitas Indonesia, Jakarta, Jumat (7/3). Debat gagasan para calon presiden ini mengambil tema Ekonomi Kesejahteraan Rakyat dan Penegakan Hukum. (Warta Kota/adhy kelana/KLA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konvensi Rakyat Calon Presiden telah selesai kemarin. Dalam debat publik yang dilaksanakan di Balai Sudirman tersebut, belum ada peserta yang secara tegas menjawab mengenai kebebasan beragama khususnya menyangkut Ahmadiyah dan Syiah.

Saat itu panelis Frans Magniz Suseno memberikan pertanyaan kepada Ricky Sutanto apakah akan memberikan rasa hormat dan aman apabila menjadi presiden.

Ricky malah tidak menjawab pertanyaan Franz secara langsung. Ricky mengatakan jadi atau tidak menjadi presiden, Ricky akan membangun taman berdoa raksasa (Garden of prayers) untuk semua agama.

"Pancasila sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Beragama kita diberi kebebasan. Saya katakan Indonesia harus memiliki terobosan luar biasa. Sebagai pemimpin bangsa harus bisa menciptakan proyek-proyek raksasa seperti Garden Of Prayers," ujar Ricky.

Ricky akan membangun taman berdoa dengan diameter 2 KM dan akan dibangun 6 Juni 2015 mendatang.

"Tidak terkait saya terpilih atau tidak, taman berdoa akan tetap dibangun," kata dia.

Peserta lain, Isran Noor, menegaskan agama adalah hak semua warga negara tanpa terkecuali. Oleh karena itu semua pemeluk agama wajib dilindungi negara dengan catatan sebagai agama resmi dan jelas haluannya.

BERITA REKOMENDASI

"Islam kan jelas. Kristen, Katolik, Budha jelas. Konghucu jelas. Tapi kalau mungkin tidak jelas misalnya ada Islam yang nabinya bukan Nabi Muhammad ya nggak jelas kan?" ujar Isran ketika dikonfirmasi usai debat publik tersebut.

Jika kelak terpilih menjadi presiden, bupati Kutai Kartanegara tersebut tidak memberikan harapan cerah bagi warga Syiah dan Ahmadiyah kecuali mereka mendirikan agama baru atau mengakui Nabi Muhammad sebagai nabinya.

"Diperjelas dulu status dia. Kalau dia mau mengaku bukan agama Islam silahkan. Tapi kalau dia mengaku Islam jangan dong karena Islam jelas bilang Nabi Muhammad. Kalau dia bukan mengaku Islam slahkan, kita lindungi, saya amankan," ujar dia.

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie Massardi, mengatakan memang belum ada peserta yang berani menjawab secara tegas dan lugas persoalan Ahmadiyah dan Syiah.

Adhie menilai para peserta tersebut cari aman dengan memberikan jawaban mengambang karena persoalan agama di Indonesia adalah persoalan sensitif.

"Saya melihat memang agama ini bagi beberapa tokoh riskan dijawab karena dianggap sensitif. Menurut saya ini persoalan keagamaan ini bukan persoalan agama tetapi persoalan hukum. Ketika hukum tidak bisa menindak kepada para penghujat agama, kepada yang mendiskreditkan agama lain dan merusak tempat ibadah ini kan persoalan hukum,"ujar Adhie.

Adhie yang pernah menjadi juru bicara kepresidenan era Pemerintahan Gus Dur mengaku sebenarnya peserta Konvensi Rakyat menjawabnya implisit.

Adhie tetap yakin jika memang peserta Konvensi Rakyat terpilih, tentu mereka memiliki kebijakan tersendiri mengenai persoalan Ahmadiyah dan Syiah.

"Berbeda dengan misalnya Gus Dur yang tidak pernah mempunyai masalah apa-apa dan dia yakin apa yang dipikirannya dia sampaikan saja,"ujar Adhie.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas