Demokrat: Anas Hanya Omong Terus Tanpa Bukti
Ketua Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Anas Urbaningrum, terus menyerang Partai Demokrat.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Anas Urbaningrum, terus menyerang Partai Demokrat.
Mantan Ketua Umum Demokrat itu mengaku kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bahwa
putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menerima uang 200 ribu Dolar Amerika Serikat (AS) pada saat Kongres Partai Demokrat di Bandung 2010.
Partai Demokrat pun bereaksi. Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua menilai omongan Anas tanpa pembuktian. "Percuma, engga bisa dibuktikan, hanya ngomong terus menerus," kata Max Sopacua ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Minggu (30/3/2014).
Menurut Max, Anas terus melancarkan opini tanpa adanya pembuktian dan fakta-fakta. Perkataan Anas dinilai tidak akan berpengaruh terhadap kampanye Demokrat menjelang hari pencoblosan 9 April 2014.
"Enggak pengaruh, tidak ada bukti, tidak akan ada pengaruhnya cuma omongan saja kok," ujar Anggota Komisi I DPR itu.
Sebelumnya diberitakan, Anas menyebutkan kepada penyidik Pemberantasan Korupsi (KPK), Ibas terima uang tersebut di Jalan Ciasem, Jakarta. Pengakuan itu disampaikan pengacaranya Firman Wijaya, yang mendampingi pemeriksaan Anas di kantor KPK, Jakarta Selatan, Jumat (28/3/2014).
Firman berkelit saat ditanya kaitan pemberian uang tersebut kepada Ibas. Menurutnya, pengakuan tersebut masih terkait dengan rangkaian materi kasus korupsi yang dituduhkan kepada Anas, kasus dugaan penerimaan gratifikasi terkait proyek Hambalang.
Ia berjanji akan menerangkan maksud pengakuan Anas itu ke awak media pada pemeriksaan pekan depan.
Pengakuan Anas tentang dugaan penerimaan uang 200 ribu dolar AS oleh Ibas itu bukan "barang baru".
Sebab, mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group, Yulianis, pernah mengatakan hal yang sama, pada sekitar Maret 2013. Dan Ibas sudah membantahnya pada saat itu.
Lalu, apa alasan pihak Anas kembali menguak tentang Ibas kali ini?
Firman menyatakan, pengungkapan tentang Ibas ini tak terlepas karena pihak penyidik KPK menolak data Laporan Akuntan Independen atas Dana Kampanye Capres-cawapres SBY-Boediono pada Pilpres 2009 dan Tim Kampanye Nasional, yang diserahkan oleh Anas dalam pemeriksaan kali ini.
"Sabar, karena hari ini kan kami sebenarnya berharap penyidik mau menerima data itu. Tapi, kami hormatilah penyidik masih belum berkenan dan kami akan menempuh prosedur yang resmi. Tetapi itu tidak menghalangi langkah kami sebagai PH (Penasihat Hukum), termasuk Mas Anas Urbaningrum ketika menyampaikan ada fakta bahwa Mas Ibas terima uang 200 ribu Dolar itu," kata Firman.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.