Suryadharma Ali Gagal Rawat Kebebasan Beragama
Suryadharma Ali mendapat nilai terendah terkait tokoh yang memiliki komitmen dalam merawat kebebasan beragama.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal Calon Presiden dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali mendapat nilai terendah terkait tokoh yang memiliki komitmen dalam merawat kebebasan beragama. Suryadharma Ali tidak mendapatkan nilai dari 11 tokoh lainnya yang dinilai akan maju sebagai calon presiden atau calon wakil presiden.
Hal tersebut berdasarkan hasil survei tentang Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan, Pemilu dan Kepemimpinan Nasional yang dirilis SETARA Institute. Perolehan tertinggi didapat oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (67%), disusul Megawari Soekarnoputri (7%); Prabowo Subianto (6%); Mahfud MD (4%); Dahlan Iskan (3%); Jusuf Kalla (3%); Surya Paloh (3%); Pramono Edhie Wibowo (2%): Aburizal Bakrie (2%); Anis Baswedan (2%); Hatta Rajasa (1%) dan Suryadharma Ali (0%).
"Para responden menyatakan keyakinan mereka akan kemampuan Jokowi dalam menyelesaikan persoalan beragama," kata Wakil Ketua Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos di kantor Setara Institute, Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Bonar mengungkapkan alasan responden enggan memilih Suryadharma Alie yang juga menjabat sebagai Menteri Agama dikarenakan banyaknya persoalan kebebasan beragama yang tak kunjung selesai hingga kini.
"Suryadharma Ali dianggap sebagai trouble maker dalam persoalan ini," tuturnya.
Setara menggelar survei bertujuan untuk mengetahui persepsi 100 korban kebebasan beragama tentang pemilu 2014. Laporan survei 100 korban kebebasan beragama diperoleh dengan melakukan tanya-jawab terhadap para respondeng sejak tanggal 5 Maret-30 Maret 2014.
Survei kuantitatif ini menggunakan metode purposif dalam menetapkan sampel survei dimana Setara menetapkan secara cermat 100 korban kebebasan beragama yang memiliki ciri-ciri spesifik dan karakteristik tertentu sehingga relevan dengan struktur dan tujuan penelitian.