Tim Sosmed Jokowi: Sosmed dan Kampanye Model Lama 50-50
Menurutnya, sosial media dapat menjadi sarana kampanye yang efektif di daerah perkotaan atau urban.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegiat sosial media yang juga merupakan pelopor kelompok relawan Jokowi dan Ahok di dunia Maya, Jasmev, Kartika Djoemadi, berpendapat, kampanye di dunia maya sudah menjadi keniscayaan bagi para politik dan politikus untuk memenangkan pemilihan umum mendatang.
Menurutnya, sosial media dapat menjadi sarana kampanye yang efektif di daerah perkotaan atau urban.
"Sosial media hanya efektif di masyarakat urban," ujarnya ketika berbincang-bincang dengan Tribunnews.com, Kamis (3/4/2014).
Sewaktu Jokowi maju mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta, pihaknya menggunakan sosial media untuk menyasar calon pemilih.
Hal itu karena jumlah pengguna sosial media di Jakarta jumlahnya cukup banyak.
"100 juta pengguna internet 90 persennya merupakan pengguna sosial media, 60 persennya menggunakan mobile akses, itu yang jadi target voternya pak Jokowi. Dan DKI merupakan pengguna Twitter ke 3 di dunia dan paling berkicau," katanya.
"Ceruk itu yang kita ambil, pengguna sosial media ini adalah informal leader," lanjutnya.
Selain efektif, kampanye melalui sosial media bebernya memiliki kelebihan lainnya yaitu tidak mengeluarkan biaya yang banyak.
"Tidak perlu pasang iklan sampai ratusan juta, kita kumpulkan relawan dan berikan pelatihan sosmed, sambil ngemil, sangat murah," tuturnya.
Walau demikian kampanye di dunia maya juga membutuhkan aksi di dunia nyata.
Oleh karena itu nilainya, partai politik juga harus menggunakan kampanye cara model untuk dapat mengeruk suara khususnya di daerah pedesaan.
"50-50, untuk memenangkan Pemilu 2014 kedua-duanya harus dilakukan," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.