Hadi Poernomo, Skandal BLBI dan BCA
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua Badan Hadi Poernomo sebagai tersangka kasus korupsi pajak PT BCA
Selain melakukan transaksi penjualan kredit bermasalah dan penghapusan pajak, pemerintah juga selalu menganakemaskan BCA dari jerat hukum. Salah satunya soal kasus BLBI yang ada di BCA tidak pernah tersentuh. Artinya, pemerintah selalu melindungi bank tersebut. Atas tindakan tersebut, diduga pemerintah mengalami kerugian cukup besar.
Jadi, bukan hanya penghapusan pajak saja yang terjadi di BCA. Tapi, kerugian negara akibat menyelamatkan BCA pun nilainya cukup besar.
Skandal BLBI dan BCA
Masih ingat soal skandal BLBI? Skandal ini bermula dari niat pemerintah saat itu yang ingin menyelamatkan BCA dari rush akibat krisis moneter. Seperti diketahui, saat itu BCA masih menjadi milik Lim Swie Liong dan keluarga Cendana. Agar tak kentara, BLBI diberikan tak hanya pada BCA, tapi pada 47 bank lain yang dianggap tidak sehat waktu itu, sesungguhnya yang ingin diselesaikan BCA, namun disamarkan.
Masalah berlanjut ketika IMF menekan pemerintah untuk memberlakukan Master Settlement Aqcuistion Agreement (MSAA) lewat Badan Penyehatan Perbankan Nasional atau BPPN. Metode MSAA ini belakangan ternyata lebih banyak menguntungkan pihak konglomerat yang menikmati BLBI.
Pada saat masalah BLBI ini dibawa ke DPR, ternyata tak membuahkan hasil apa-apa. Hasilnya, masalah BLBI ‘digantung’ hingga presiden berganti dari Abdurrahman Wahid ke Megawati.
Disinyalir hampir seluruh partai politik peserta pemilu 2009 telah menerima bantuan dana kampanye dari para obligor BLBI dengan syarat ketika berkuasa nanti tak mengutik-utik skandal BLBI.
Untuk diketahui, Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) adalah skema bantuan (pinjaman) yang diberikan BI kepada bank-bank yang mengalami masalah.
Banyak bank di Indonesia yang alami kesulitan likuiditas pada saat krisis moneter 1998 di Indonesia. BI kucurkan BLBI ke bank-bank tersebut.
Skema BLBI ini dilakukan berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam mengatasi masalah krisis moneter .
Sampai dengan Desember 1998, BI telah menyalurkan BLBI sebesar Rp 147,7 triliun kepada 48 bank. Audit BPK terhadap penggunaan dana BLBI oleh ke-48 bank tersebut menyimpulkan telah terjadi indikasi penyimpangan sebesar Rp 138 triliun.
Meski negara kucurkan BLBI Rp 56.5 Triliun ke BCA dan BCA disita negara, namun pemeintah hanya laku menjual BCA sebesar 5 triliun saja.
Kita lihat saja apakah kasus yang menjerat mantan Ketua BPK Hadi Poernomo ini akan menjerat para konglomerat hitam penerima dana BLBI, karena kaitannya dengan BCA, kita lihat saja nanti perkembangannya.