Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hadi Poernomo Diduga Kemplang Pajak di Lampung

Gedung bertingkat itu berdiri sejak tahun 2000, dan sejak saat itu tidak pernah membayarkan pajak

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Hadi Poernomo Diduga Kemplang Pajak di Lampung
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Hadi Poernomo 

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Mantan Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menjadi tersangka korupsi, Hadi Purnomo, diduga tidak membayarkan pajak bumi dan bangunan (PBB) atas sejumlah asetnya yang berada di Lampung. Padahal, Hadi diketahui pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Kepala Pekon Wonodadi, Gadingrejo, Pringsewu, Priyono mengungkapkan, di daerahnya, ada sebuah lahan yang berdiri gedung sarang walet atas nama Melita Setyawati, yang merupakan istri Hadi.

"Gedung bertingkat itu berdiri sejak tahun 2000, dan sejak saat itu tidak pernah membayarkan pajak. Dahulu gedung itu ada penunggunya, sekarang sudah tidak ada," tutur Priyono, Rabu (23/4/2014).

Pantauan Tribun, gedung sarang walet yang berada di RT 02/08 Dusun Wonokarto tersebut memang tampak sepi. Gedung tersebut dikelilingi pagar tembok sekitar dua meter. Pintu pagar tersebut pun tampak terkunci dengan gembok.

Hal serupa disampaikan Kepala Urusan (Kaur) Pemerintahan Pekon Gadingrejo Utara Supriyanto. Berdasarkan Buku Daftar Himpunan Ketetapan dan Pembayaran PBB 2012, tercatat ada lima lahan atas nama Melita di daerah tersebut.

"Pekon kami ini baru mengalami pemekaran setahun kemarin. Jadi, beberapa data administrasi masih ada di pekon induk. Tetapi, ini catatan yang jadi acuan untuk menagih PBB," ungkap Supriyanto.

Camat Gadingrejo Suprayogi menuturkan, data dalam buku tersebut menunjukkan wajib pajak yang belum melakukan pembayaran pajak. Ia mengaku selalu berusaha mendorong aparatnya untuk melakukan penagihan pajak.

Berita Rekomendasi

"Persoalannya, mencari pemilik lahan untuk menarik pajak itu susah. Terkadang, lahannya sudah pindah tangan melalui notaris, tidak ada laporannya ke kami. Atau, yang mengurus jual beli hanya orang suruhan," kata Suprayogi.

Seorang penjaga salah satu lahan milik Melita di Gadingrejo Utara, Sumijah (58) mengaku, Melita bersama suaminya hanya satu kali mendatangi lahan yang di atasnya berdiri tiga gedung sarang walet dan sawah.

"Yang jaga sebenarnya anak saya Wiwid. Karena, kami tinggal di sini (sebelah lahan Melita) sejak saya kecil. Ibu Melita sama suaminya cuma sekali ke sini, sewaktu gedung waletnya selesai dibangun tahun 2005. Mereka mengadakan syukuran sekaligus perayaan ulang tahun anak perempuan mereka. Suaminya duduk diam saja," papar Sumijah.

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas