Soal Koalisi, Partai Gerindra Masih Tunggu Kepastian dari PPP
Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Suhardi, mengatakan partainya masih terus membangun komunikasi dengan PPP
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Suhardi, mengatakan partainya masih terus membangun komunikasi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), untuk membangun koalisi demi menghadapi pemilihan presiden (pilpres) 2014 mendatang.
Suhardi mengatakan, bahwa pascakonflik internal partai berlambang Kakbah itu pihaknya sudah menemui kedua belah pihak yang sebelumnya bertikai. "Dukungan terhadap pak Prabowo mudah-mudahan masih tinggi," katanya, kepada wartawan di sela perayaan hari buruh di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2014).
Pada 18 April lalu Ketua Umum DPP PPP, Suryadharma Ali sempat mengumumkan dukungannya terhadap pencapresan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Hal itu ternyata membuat panas gelombang protes terhadap Suryadharma.
Kelompok penentang Suryadharma yang dipimpin antara lain oleh Sekejen DPP PPP, Romahurmuziy dan Wakil Ketua Umum DPP PPP Emron Pangkapi, menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) untuk membalas Suryadharma. Rapimnas tersebut memutuskan bahwa Suryadharma dicopot dari jabatannya untuk sementata, dan dukungan terhadap Prabowo dianggap tidak pernah ada.
Konflik itu akhirnya selesai setelah digelar forum islah yang dipimpin Ketua Majelis Syariah, KH Maimun Zubair. Suryadharma pun dikembalikan kewenangannya, namun dukungan terhadap Prabowo dianggap tidak pernah ada.
Terkait hal itu Suhardi menegaskan bahwa ia tidak pernah merasa sakit hati. Ia menganggap hal itu merupakan bagian dari dinamika internal PPP. Oleh karena itu Partai Gerindra tak segan-segan kembali menyambangi para pemimpin PPP.
Suhardi menuturkan bahwa Prabowo sudah menemui KH Maimun Zubair, dan mendapatkan respon yang positif. Oleh karena itu dalam waktu dekat dukungan PPP untuk Prabowo akan kembali diumumkan. Kata dia hingga kini Partai Gerindra masih menunggu kepastian dari PPP.
"Sekarang kan tergantung PPP," tuturnya.