Satu WNI Asal Makassar Positif Terinfeksi MERS-CoV di Arab Saudi
Seorang WNI di Arab Saudi didapati positif terinfeksi virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) atau yang lebih dikenal dengan sebutan MERS-CoV.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nicolas Timothy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang WNI di Arab Saudi didapati positif terinfeksi virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) atau yang lebih dikenal dengan sebutan MERS-CoV. WNI yang merupakan seorang jamaah umroh asal Makassar tersebut saat ini dirawat secara intensif di RS King Fahd yang merupakan salah satu RS rujukan bagi penanganan penderita MERS-CoV.
Sesuai siaran pers yangf diterima Tribunnews.com dari KJRI Jeddah, Sabtu (10/5/2014), pascamendapat laporan mengenai kasus ini pada hari Kamis 8/5/2014, langsung mengirimkan Tim guna mendatangi RS King Fahd untuk mengetahui kondisi pasien WNI dan memastikan langkah penanganan di RS tersebut.
Dari data yang disampaikan oleh pihak RS, diperoleh identitas pasien dengan nama Jumallang Kaneng Lejja, Tanggal lahir 1 Juli 1930 (84 tahun), Daerah asal Makassar, Sulawesi Selatan, berangkat menggunakan Travel Umrah PT. Sahin Amani, Masuk Arab Saudi 15 April 2014, Jadwal kepulangan semula 25 April 2014.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari dokter yang menangani di RS King Fahd, Jumallang masuk RS pada tanggal 28 April 2014, dengan diantar oleh anaknya, Syafrudin dan perwakilan dari pihak Travel, dengan keluhan sakit di bagian dada, dan selanjutnya dirawat di Ruang ICU.
"Pada pemeriksaan lebih lanjut, yang bersangkutan dinyatakan positif terinveksi virus MERS-CoV dan saat ini dalam perawatan intensif di ruang isolasi RS King Fahd Jeddah," ujar Pelaksana Fungsi Pensosbud KJRI Jeddah, Syarif Shahabudin.
Syarif mengungkapkan, pihak RS dan dokter yang menangani pasien memberi informasi keadaan dan kondisi kesehatan pasien menunjukkan perkembangan baik dan diharapkan akan terus mengalami perbaikan selama dalam perawatan.
Selain itu, anak laki-laki yang bersangkutan, Syafrudin yang selama ini mendampingi perjalanan dan saat ini menunggu di Jeddah juga akan dilakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui dan memastikan apakah juga terindikasi suspect virus MERS-CoV, meskipun kondisi kesehatannya saat ini dalam keadaan baik paling lambat pada Minggu esok.
"KJRI hingga saat ini terus memantau dari dekat penanganan kasus ini, melalui koordinasi dengan pihak RS dan pihak-pihak terkait lainnya," kata Syarif.
Syarif menambahkan, upaya-upaya diseminasi informasi juga terus dan secara intensif dilakukan untuk meningkatkan pemahaman serta kewaspadaan masyarakat Indonesia mengenai bahaya virus MERS-CoV yang belum ditemukan vaksinnya tersebut.
Sejak kemunculannya pada tahun 2012 hingga saat ini, MERS-CoV di Arab Saudi telah mengakibatkan korban sebanyak 463 orang, dimana 126 diantaranya meninggal dunia.
Meskipun hasil penelitian terhadap MERS-CoV oleh World Health Organization (WHO) yang dilakukan di Jeddah baru-baru ini tidak merekomendasikan untuk diberlakukannya travel restriction termasuk bagi jammaah haji tahun ini, namun pihak otoritas Arab Saudi telah mengeluarkan imbauan agar para calon jamaah haji maupun umroh yang telah berusia di atas umur 65 tahun, anak-anak di bawah umur 6 tahun, wanita hamil serta orang yang memiliki catatan penyakit kronis untuk menunda perjalanannya ke Arab Saudi.
MERS merupakan virus yang mulai terdeteksi pada pertengahan tahun 2012 di Arab Saudi, yang merupakan varian dari coronavirus yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan, mulai dari penyakit flu biasa sampai dengan gangguan pernafasan akut.
Penamaan virus ini dengan MERS-CoV muncul dalam sebuah jurnal kesehatan pada tanggal 15 Mei 2013. Menurut penelitian, meskipun serumpun, virus MERS-CoV secara genetis berbeda dengan virus SARS yang pernah menghebohkan dunia pada tahun 2003.