Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SDA Tersangka, Sekjen PKS : Gitu Aja kok Repot

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak menganggap persoalan besar soal penetapan tersangka Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) oleh KPK.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in SDA Tersangka, Sekjen PKS : Gitu Aja kok Repot
TRIBUN/DANY PERMANA
Dari kiri ke kanan anggota Majelis Pertimbangan Partai Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera Arifinto, Sekjen PKS Taufik Ridho, dan Wasekjen Iwan Budi Setiawan mengumumkan peringkat suara nasional kandidat calon presiden hasil pemilihan raya (pemira) PKS dalam konferensi pers di DPP PKS, Jakarta, Minggu (29/12/2013). Hasil pemira tersebut menempatkan Hidayat Nur Wahid sebagai peringkat pertama disusul berturut-turut Anis Matta, Ahmad Heryawan, Tifatul Sembiring, dan Nur Mahmudi Ismail. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak menganggap persoalan besar soal penetapan tersangka Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA). SDA yang menjabat sebagai Ketua Umum PPP ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus dugaan korupsi penyelenggaran haji oleh KPK.

PPP sendiri berkoalisi dengan PKS, PBB, Gerindra, PAN dan Golkar mengusung pasangan Prabowo-Hatta Rajasa. Sekjen PKS Taufik Ridho mengatakan pihaknya kini fokus pada pemenangan Prabowo-Hatta. "Tidak usah dicampur. Kita pakai jurus Gus Dur, Gitu aja kok repot," kata Ridho ketika dikonfirmasi, Jumat (23/5/2014).

Taufik mengungkapkan persoalan yang menjerat SDA tidak dapat dikaitkan dengan situasi politik menjelang pemilihan presiden. Menurutnya hal itu diselesaikan saja secara hukum.

Taufik pun mengatakan hal itu tidak berpengaruh terhadap koalisi yang telah dibangun sebelumnya.

"Itukan masalahnya ditangani tim hukum mereka. Tidak usah ditanggappi koalisi. Biar tim hukum saja," katanya.

Namun, PKS mengakui persepsi publik ada yang mengaitkan masalah hukum dengan politik. Bahkan masalah hukum bisa juga menjadi kampanye negatif.

"Ya namanya juga politik. Seperti balon, ditiup jadi besar, ditusuk pakai jarum, dan meledak," ujar Taufik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas