Tentukan Capres Jagoan, Adik Ani Yudhoyono Ini Masih Timbang-timbang Visi-misi Prabowo
Menentukan capres jagoannya, Pramono Edhie masih timbang-timbang paparan visi misi Prabowo - Hatta. Kapan diputuskan, Pak?
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Andri Malau
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga peserta konvensi, Pramono Edhie Wibowo mengucapkan selamat kepada dua pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dengan nomor urut 1 dan 2.
Sebagaimana diketahui, Pasangan Capres dan Cawapres No 1 adalah Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Sedangkan Joko Widodo (Jokowi)- Jusuf Kalla (JK) mendapat Nomor urut 2 dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang.
Terkait pilihannya, Ipar Presiden sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengaku masih belum menjatuhkan pilihan. Apakah mendukung Pasangan Capres dan Cawapres Nomor 1 atau 2.
"Saya sendiri masih menunggu pemaparan Prabowo - Hatta untuk akhirnya menentukan arah dukungan saya," ungkap Adik Ibu Negara Ani Yudhoyono ini kepada Tribunnews.com, Minggu (1/6/2014).
Karena itu, menurut Pramono Edhie, acara paparan visi dan misi Pasangan Prabowo-Hatta memiliki nilai penting bagi kader Demokrat sebelum menentukan sikap dukungannya.
Paparan visi dan misi tersebut, kata dia, akan sangat berguna bagi kader dalam menentukan sikap dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 ini.
"Inisiatif pemaparan visi misi dari pasangan Prabowo-Hatta kepada 150 kader Partai Demokrat hari ini adalah sesuatu yang baik bagi kader kami untuk menentukan sikap," tegas Pramono Edhie.
Karena menurutnya, sikap netral yang dinyatakan dalam Rapimnas bukan berarti Partai Demokrat akan menjadi golput saat Pilpres 9 Juli nanti.
Hal senada juga disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan. Bahwa Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyerahkan kepada anggota dan kader Partai menentukan pilihan politiknya masing-masing untuk Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih. Baik Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).
Karena sebagai kepala negara, seperti dijelaskan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan, SBY memang tidak boleh memihak kepada salah satu pasangan Capres.
"Pak SBY Kepala Negara memang tak boleh memihak," ungkap Ramadhan Pohan usai rapat internal di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Minggu (1/6/2014).
"Pak SBY serahkan kami sebagai pribadi untuk memilih yang segaris Partai Demokrat. Sebuah pilihan bijaksana dari Kepala Negara," tambah Ramadhan Pohan.
Sebagaimana diberitakan, Peserta konvensi capres Partai Demokrat terbelah menjadi tiga. Ada yang mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, ada yang pro Joko Widodo - Jusuf Kalla dan ada yang bersikap netral atau belum memberikan dukungan.
Pendukung Prabowo dua orang yakni Marzuki Alie dan Ali Masykur Musa. Sedangkan Jokowi didukung Anies Baswedan, Sinyo Harry Sarundajang dan terbaru adalah Dahlan Iskan. Skor sementara 3:2 dengan keunggulan ada di Jokowi-JK.
Sementara enam peserta Konvensi Demokrat lainnya memilih tidak memihak atau belum menentukan dukungan. Dino Patti Djalal sudah menyatakan netral. Sedangkan Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman dan Pramono Edhie belum terbaca sikapnya.
Dari enam peserta Konvensi Demokrat, hanya Dahlan Iskan yang menggelar deklarasi dukungan secara besar-besaran. Dahlan yang juga pemenang konvensi Demokrat mengerahkan ribuan relawannya untuk bersama-sama mendeklarasikan diri bagi Jokowi-JK. Acara deklarasi relawan Demi Indonesia (DI) digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/5). Jokowi dan JK menghadiri acara tersebut.