Keluarga Korban Penculikan 98: Kami Minta Prabowo Tanggung Jawab
Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) akan menggelar konsolidasi nasional terkait Pemilihan Presiden 2014.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Yulis Sulistyawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) akan menggelar konsolidasi nasional terkait Pemilihan Presiden 2014. Salah satu hal yang akan dibahas salam konsolidasi tersebut mengingatkan kembali bahwa kasus pelanggaran HAM yang belum diselesaikan oleh presiden saat ini dan sebelumnya harus dituntaskan.
"Seperti diketahui salah satu calon ialah pelaku pelanggaran HAM. Kami keluarga korban penculikan Mei 1998, menuntut Prabowo mengungkap keberadaan keluarga kami," kata Payam Siahaan, orangtua dari korban penculikan Mei 1998 Ucok Munandar di Jakarta Pusat, Senin (23/6/2014).
IKOHI yakin Prabowo terlibat dengan kasus penculikan aktifis 1998. Menurutnya dalam sidang, Tim Mawar pimpinan mantan Danjen Kopassus itu terbukti menculik.
"Kalau misalnya Prabowo mengatakan dia ngga melakukan itu, kan sudah ada surat dari Komnas HAM yang mengeluarkan laporan kepada Kejaksaan Agung. Tapi sampai sekarang hanya di pingpong saja," tegasnya.
Sementara itu, Ketua Federasi IKOHI Mugiyanto menambahkan, sebagai korban hidup penculikan itu, dirinya meminta Prabowo bertanggungjawab dan terus melakukan kasus penculikan aktivis pada tahun 1998 silam.
"Kalau Prabowo bilang enggak tahu keberadaan yang 13 orang hilang, karena cuma menangkap sembilan orang dan sudah dibebaskan, itu bohong. Karena mereka bertemu di tempat yang sama dan pernah berbicara. Logikanya enggak mungkin Tim Mawar enggak tahu," katanya.
Sebagaimana diketahui, pada Mei 1998 terjadi kasus penculikan dan penghilangan paksa terhadap 23 orang penduduk sipil, dimana sebagian dari mereka adalah aktivis pro demokrasi. Dari jumlah tersebut, yang dikembalikan hanya sembilan orang.