Sudah Meninggal pun Tetap Dimintai Dukungan oleh Prabowo
Surat yang sama juga ditebar kepada guru di STM GKPS 2, Jalan Merek Raya, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Lucunya, para guru yang sudah meninggal dunia pun tetap dimintai dukungan dan doa restu atas pencapresan Prabowo.
Jakarta - Gerakan calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto untuk memenangkan pilpres 9 Juli mendatang memang tergolong agresif. Tak hanya rajin muncul di iklan-iklan teve, media cetak maupun di dunia maya, Prabowo juga menebar surat dukungan yang dikirimkan kepada para guru di berbagai kota di Indonesia.
Lucunya, para guru yang sudah meninggal dunia pun tetap dimintai dukungan dan doa restu atas pencapresan Prabowo dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014.
Di Purbalingga, Jawa Tengah, misalnya, Sudjatno, guru seni budaya di SMPN 1 Bukateja, Purbalingga, yang telah meninggal tujuh tahun silam tak luput dikirimi surat dukungan. Surat yang dikirimkan melalui pos dan diterima pada Sabtu, 28 Juni 204 silam itu ditujukan ke sekolah di mana dulu Sudjatno pernah mengabdi.
Surat yang sama juga ditebar kepada guru di STM GKPS 2, Jalan Merek Raya, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Sama seperti di Purbalingga, di Pematangsiantar, guru yang telah meninggal, Sahat Simangunsong dan Tiodorlan Purba, juga dimintai dukungan.
Karyawan bagian tata usaha di sekolah itu, J Sinaga, mengaku heran dengan munculnya surat tersebut, terlebih lagi dia tidak merasa pernah memberikan daftar nama guru kepada pihak lain. “Aku juga bingung siapa pengirim surat ini. Yang aku herankan, dari mana Prabowo tahu data atau nama-nama guru di SMA GKPS-3. Saya merasa tidak pernah memberikan daftar nama-nama guru kepada pihak lain. Makanya, kami masih fokus siapa orang yang mengantar surat-surat itu ke sekolah ini,” beber J Sinaga seperti dikutip Indopos.co.id, Minggu 29 Juni 2014.
Surat tertanggal 6 Juni 2014 yang ditandatangani Prabowo Subianto itu terdiri atas lima alinea. Di surat tersebut, Prabowo memohon doa restu dan dukungan untuk maju sebagai capres. Kalimat memohon doa restu itu jelas ditulis dalam alinea kedua.
“Untuk itu, dari hati saya yang terdalam, saya memohon doa dan restu Anda. Insya Allah, apabila saya terpilih nanti, saya akan berusaha sekuat tenaga memimpin Indonesia menjadi sebuah negeri yang lebih maju lagi, lebih sejahtera, serta lebih bermartabat di mata dunia,” demikian isi surat tersebut.
Sedangkan kalimat yang memohon dukungan tertulis dalam alinea kelima berbunyi: “…dengan rendah hati saya memohon dukungan anda dan keluarga. Dukungan ini sangat berarti buat saya, menambah semangat saya untuk terus mengabdi pada Tanah Air kita tercinta.”
Sementara di bagian paling bawah surat terdapat foto Prabowo Subianto dan tulisan kalimat besar berbunyi; “Kalau bukan kita siapa lagi, Kalau bukan sekarang kapan lagi.”
Sedangkan pada bagian amplop surat juga terdapat foto Prabowo dengan memakai peci dan bertuliskan “Surat Pribadi Prabowo Subianto”.
Surat ditujukan Kepada Yth. Saudaraku (nama guru yang bersangkutan), SMK (STM) GKPS 2, Kec. Siantar, Kab. Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Di depan amplop juga tertulis PO BOX 880 JKP 10088 atau dapat mengirim SMS ke nomor 0821 1400 0600.
Seperti diberitakan, surat dari Prabowo Subianto kepada para guru merupakan pelanggaran kampanye. Surat itu berisi permintaan memenangkan pasangan calon presiden nomor urut 1 tersebut pada pemilu presiden 9 Juli mendatang. Selain itu, surat itu juga diisi dengan uang yang nilainya bervariasi.
“Ini merupakan pelanggaran Pasal 41 ayat 1 (Undang-Undang Nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden). Pelanggarannya bukan pidana, tapi pelanggaran administrasi,” ujar anggota Bawaslu, Nelson Simanjuntak dikutip jpnn.com, Senin 30 Juni 2014. (skj) (Advertorial)