Prabowo Dominasi 47 Persen Berita Kampanye TV, Jokowi 39,2 Persen
Pemberitaan kampanye calon presiden oleh media massa, khususnya TV, amat tak berimbang. Prabowo 47, Jokowi 39,2 persen.
Penulis: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemberitaan kampanye dua calon presiden di media massa, khususnya media TV, sangat tidak berimbang. Prabowo mendominasi 47 persen porsi pemberitaan, sementara Jokowi 39,2 persen.
Itulah kesimpulan pemantauan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jakarta selama masa kampanye Pilpres 2014. Berikut ini rincian dari hasil pemantauan:
(1) terdapat 47% siaran berita pemilu yang memberitakan pasangan capres no 1 dan sebanyak 39,2% siaran berita pemilu yang memberitakan pasangan capres no 2. Dan hanya 13,6% siaran yang memberitakan seimbang antara pasangan capres no 1 dan no 2.
(2) Sekitar 48,1% berita mengenai kampanye pilpres tidak memuat visi, misi dan program kerja pasangan capres. Namun, ketika dua stasiun televisi berita yaitu Metro TV dan TVOne tidak disertakan dalam perhitungan, maka jumlah berita yang tidak mengandung visi, misi dan program kerja naik menjadi 74,3%.
(3) Berita pemilu yang tidak mengandung visi, misi dan program kerja dalam pemantauan ini dianggap sebagai berita pernak pernik pemilu.
KPID Jakarta melakukan pemantauan dengan menggunakan teknik penarikan sampel pada satu bulan kampanye pilpres (4 Juni – 4 Juli 2014) secara random (acak), sistematis, dan proporsional.
KPID menggelar pemantauan terhadap enam (6) jenis siaran kampanye yang tayang pada 15 stasiun televisi yang bersiaran di wilayah DKI Jakarta.
"Hasil penelitian memaparkan 74,3 % berita pemilu di televisi dan radio yang tidak mengandung visi, misi dan program pada gilirannya juga akan tercermin dari opini masyarakat yang akhirnya lebih memperhatikan sosok atau profil capres ketimbang visi misi dan program kerjanya," kata Ketua KPID DKI Jakarta Hamdani Masil.
Kurang Edukatif, Miskin Berita Visi-Misi Capres
Amat disesalkan, pemberitaan media massa seputar kampanye pemilihan presiden (Pilpres) 2014 didominasi berita-berita kampanye hitam (black campaign) maupun kampanye negatif (negative campaign)
Sangat minim porsi pemberitaan yang mengedepankan visi-misi atau program rencana kerja para calon presiden bila mereka terpilih. Inilah yang membuat Komisi Penyiaran Daerah (KPID) Jakarta prihatin.
Kondisi ini membuat calon pemilih menentukan pilihan capres bukan karena melihat visi-misi capres melainkan terpengaruh kampanye-kampanye hitam. Calon pemilih tidak mendapatkan gambaran mau dibawa kemana negara ini oleh para capres bila mereka berkuasa.
“Kurangnya unsur-unsur seperti Visi, Misi dan Program Kerja Capres dalam berbagai berita televisi dan radio selama masa kampanye pilpres 2014 menyebabkan masyarakat kurang mendapatkan pendidikan politik yang baik untuk memilih pasangan Capres/Cawapres," kata komisioner KPID DKI Ervan Ismail pada acara Diskusi Kelompok Terfokus dan buka puasa bersama program Kemitraan Pemantauan Bersama Pilpres 2014 KPID DKI dan 9 Perguruan Tinggi di kantor KPID Jl. Suryopranoto No. 8 Jakpus, Sabtu 5 Juli kemarin.