Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buka Puasa Bersama Ketua DPD, SBY Singgung Serangan Israel

"Yang kita laksanakan Indonesia berdiri di depan diplomasi untuk menghetikan aksi Israel di Palestina," tuturnya.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Buka Puasa Bersama Ketua DPD, SBY Singgung Serangan Israel
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Panglima TNI Jenderal Moeldoko menghadiri buka bersama jajaran TNI di GOR Ahmad Yani Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (3/7/2014). Selama bulan Ramadan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono menghadiri buka bersama dengan TNI, Polri dan lembaga tinggi negara secara bergiliran. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung serangan militer ke Jalur Gaza, Palestina. Hal itu dikatakan SBY saat berbuka puasa dengan Ketua DPD Irman Gusman.

"Saya masih ingat beberapa hari yang lalu ketika diundang oleh Ketua DPR Marzuki Alie untuk berbuka bersama. Sesaat sebelum hadir saya berkomunikasi Presiden Iran," kata Presiden SBY dirumah dinas Irman Gusman, Kuningan, Jakarta, Senin (14/7/2014).

SBY mengatakan Presiden Iran tersebut dalam kapasitas sebagai Ketua Gerakan Non Blok meminta untuk berjuang bersama menghentikan aksi kekerasan di Palestina terutama Jalur Gaza.

Menurut SBY, persoalan Palestina bukan hanya tanggung jawab Indonesia dan Iran tetapi juga masyarakat dunia untuk menghentikan aksi militer di Gaza.

"Yang kita laksanakan Indonesia berdiri di depan diplomasi untuk menghetikan aksi Israel di Palestina," tuturnya.

SBY menuturkan kontribusi Indonesia mendapatkan respon yang baik serta menunjukkan solidarita bangsa. Pemerintah Indonesia, kata SBY, memberikan bantuan kemanusiaan sebesar 1 juta dollar AS.

"Ini untuk meringankan beban saudara kita di Palestina," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Ia pun mengingatkan akan bangsa lain seperti Suriah, Irak, Afghanistan, Libya dan Palestina yang tidak menjalankan puasa dengan tenang. Berbeda dengan di Indonesia.

"Ini pentingnya keamanan nasional, aanya kerukunan sosial. Kita bisa menjaga kemanan persaudaraan hidup berdampingan secara damai," ujarnya.

SBY juga mencontohkan persoalan dalam negeri Thailand dimana masyarakatnya terbelah karena konflik politik berahun-tahun.

"Menyatukan kembali bukan soal mudah, di perlukan tahunan. Maka saya garis bawahi makna salam dan damai," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas