Gubernur Sulsel Diusulkan Jadi Calon Ketua Umum Golkar
Sosok Syahrul dianggap sebagai reprentase kader Golkar tulen dari Indonesia Timur.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) yang juga Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (58), diusulkan menjadi calon Ketua Umum DPP Partai Golkar, menggantikan Aburizal "Ical" Bakrie (67) di Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar.
Usulan ini diwacanakan dua anggota Dewan Pembina DPD Golkar provinsi Anton Obey (Sulsel) dan Willianto Tanta (Sulbar) di acara buka puasa bersama di kediaman ketua DPD Golkar Sulbar Anwar Adnan Saleh, Jl Yusuf Dg Ngawing No 5, Rappocini, Makassar, Minggu (13/7) petang.
Wacana percepatan Munas Golkar ini mencuat menyusul ketidakmampuan Ical mengkonsolidasikan partai pemenang kedua pemilu legislatif ini di Pemilihan Presiden (pilpres) 9 Juli lalu.
Keduanya menilai, sosok Syahrul dianggap sebagai reprentase kader Golkar tulen dari Indonesia Timur. Mereka juga yakin Golkar hanya dapat diselamatkan dengan Munas.
"Ini bukan dari kami saja," kata Anton, yang menyebut percepatan Munas dan mendorong SYL di Munas itu juga datang dari sejumlah sesepuh Golkar di Sulsel dan Sulbar.
Hadir dalam acara itu antara lain, Ketua DPD Soksi Sulsel Agus Arifin Nu'mang, Ketua Nonaktif DPD Demokrat Sulsel Ilham Arief Sirajuddin, dan sejumlah elite Golkar dan pendukung Jokowi-JK di Sulsel dan Sulselbar.
Ketua DPD Golkar Sulbar, Anwar Adnan Saleh juga melihat kekuatan Golkar yang terus tergerus mulai dari pemilihan legislatif hingga presiden.
Menurutnya, untuk menyelamatkan Golkar maka sesuai AD/RT Golkar, munas harus segera dipercepat, bukan digelar 2015, seperti hasil Munas di Palembang.
"Sinyal ini dari kader DPP dan tentu kita semua paham dengan sinyal itu.
Besok akan ada konferensi di Jakarta untuk meminta penyelematan partai agar tidak sampai tergerus habis," kata Anwar.
Anwar pun menyatakan kesiapannya untuk maju di Munas Golkar dan menyatakan bahwa dirinya merupakan bagian dari kader yang ingin melihat Golkar maju.
Ia menilai perlawanan kader Golkar karena adanya oknum kader Golkar yang mestinya mempersatu kader namun nyatanya malah memecak partai bahkan memecat kader.
"Saya lagi tunggu Syahrul sahabat saya. Kita tidak ada pikiran menurunkan ARB tapi menyelamatkan partai dan usai pengumuman KPU ini akan segera digelar," kata Anwar. (yud)