Kiai NU: PKB Bukan Tempat Memperkaya Diri Pengurus Partai
Ratusan kiai NU di Jawa Timur gerah dengan rencana aklamasi untuk memilih kembali Muhaimin Iskandar
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan kiai NU di Jawa Timur gerah dengan rencana aklamasi untuk memilih kembali Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Para kiai menuntut agar Muktamar PKB yang digelar pada 31 Agustus 2014 nanti mengembalikan partai kepada kiai dan hanya memilih sejumlah anggota Dewan Syura DPP PKB, sementara Ketua Umum Tanfidz ditunjuk oleh sejumlah Dewan Syura Terpilih.
Sikap tersebut dinyatakan oleh ratusan kiai yang terdiri dari jajaran syuriah NU dan dewan Syura PKB se-Jatim di PP Buduran, Sidoarjo pada 20 Agustus 2014. Sikap kiai-kiai ini tentu akan berhadapan langsung dengan sikap DPP PKB yang akan aklamasi pada Muktamar 31 Agustus nanti.
Pertemuan ratusan kiai-kiai tersebut dipimpin oleh Ketua Syuriah PWNU Jatim KH Miftahul Ahyar dan Ketua Dewan Syura DPW PKB Jatim Gus Salam, dan dihadiri oleh Ketua Dewan Syura DPP PKB KH Azis Mansur, dan sejumlah kiai kharismatik lainnya.
Menurut Ketua Syuriah PWNU Jatim KH Miftahul Ahyar, bahwa penguatan dewan syura di PKB mutlak harus dilakukan demi menjamin arah perjuangan dan perilaku jajaran pengurus PKB benar-benar sesuai dengan semangat, ahlak dan nilai-nilai para ulama NU yang telah melahirkannya.
"Gus Dur dan para ulama NU mendirikan PKB sebagai alat perjuangan untuk rakyat, negara dan bangsa. Bukan tempat cari makan atau memperkaya diri pengurusnya sendiri," kata KH Miftah dalam keterangan persnya, Jumat (22/8/2014).
Menurut KH Miftah, pikiran dan pernyataan para kiai jajaran syuriah NU dan dewan syura PKB se-Jatim ini merupakan puncak kekesalan melihat perilaku beberapa elite PKB yang congkak. "Gus Dur saja dikhianati apalagi orang lain seperti kami ini," ujarnya
Karena itulah beberapa kiai memandang perlu evaluasi menyeluruh, apakah PKB masih efektif sebagai alat perjuangan NU ataukah tidak. "Kalau posisi dewan syura tidak diperkuat dan tidak bisa mengkontrol PKB, kiai-kiai tidak percaya lagi dan telah bersepakat mengevaluasi dukungan politiknya terhadap PKB," katanya.