Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil Ketua MPR: MK Bukan Lembaga Sempurna yang Diisi Hakim-hakim yang Tanpa Kesalahan

Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari mengaku tidak dalam posisi menilai substansi keputusan MK yang menolak gugatan Pilpres Prabowo-Hatta.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Wakil Ketua MPR: MK Bukan Lembaga Sempurna yang Diisi Hakim-hakim yang Tanpa Kesalahan
Tribunnews/Dany Permana
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Husni Kamil Manik (tengah) bersalaman dengan tim kuasa hukum Prabowo-Hatta usai mengikuti sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2014). MK menolak seluruh permohonan pasangan Prabowo-Hatta yang menuntut agar MK membatalkan SK KPU yang menetapkan pasangan nomor urut 2, Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam Pilpres 2014. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari mengaku tidak dalam posisi menilai substansi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan Prabowo-Hatta.

Hajriyanto mengatakan, dalam perspektif konstitusi keputusan MK tentang sengketa hasil pemilu bersifat final dan mengikat.

"Saya rasa semua pihak harus menerima dan menghormati keputusan  MK tersebut dengan legawa. MK memang bukan lembaga yang sempurna yang diisi oleh hakim-hakim konstitusi yang tanpa kesalahan, tetapi MK telah berusaha semampunya untuk independen dan imparsial," kata Hajriyanto ketika dikonfirmasi, Kamis (21/8/2014).

Menurut Hajriyanto kekecewaan atas keputusan MK merupakan hal yang wajar  dan sangat bisa dipahami. Namun demikian ketidakpuasan dan kekecewaan tersebut, lanjutnya, hendaknya diekspresikan secara tepat dan proporsional sesuai dengan prinsip-prinsip negara hukum yang menjunjung tinggi supremasi hukum.

"Kemenangan dan kekalahan dalam politik dan hukum di dunia ini adalah nisbi belaka. Kemenangan politik bukanlah  segala-galanya. Dan kekalahan dalam politik juga bukan kekalahan segalanya," ungkapnya.

Ia mengatakan mengabdi kepada negara bisa melalui berbagai cara dan tidak harus berkuasa atau menjadi penguasa. Politisi Golkar itu mengingatkan pihak yang kalah
mesti sabar dan menerima kenyataan tersebut meskipun terasa pahit. Harus diakui bahwa perjuangan mereka untuk menegakkan pilpres yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, sebagaimana yg diamanatkan dalam konstitusi adalah langkah yang terpuji dan mulia.

BERITA TERKAIT

"Dan itu sudah dilakukan secara maksimal dan optimal. Tetapi takdir menentukan lain. Dan karena itu maka semua pihak harus menerima keputusan MK tersebut dengan legowo," ujarnya.

Sementara kepada pihak yang menang, kata Hajriyanto, MPR menghimbau sebaiknya tidak sombon dan takabur.

"Ingat, bahwa kemenangan politik dan hukum ini adalah kemenangan di dunia yang fana dan bersifat nisbi. Maka ekspresi kemenangan sebaiknya tidak dilakukan secara berlebihan, melainkan proporsional dan sak madyo," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas