Jimly: Ada Baiknya Indonesia Terbelah Dua Kubu Politik
Jimly Asshiddiqie meyakini konstelasi politik sekarang ini, yaitu terbelahnya kekuatan politik menjadi dua kubu akan memberikan dampak positif
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie meyakini konstelasi politik sekarang ini, yaitu terbelahnya kekuatan politik menjadi dua kubu akan memberikan dampak positif bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Dengan kondisi yang terjadi sekarang baik kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla maupun Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tidak akan ada yang dominan.
"Rekonsiliasi itu harus dilakukan secepatnya atau selama lima tahun agar terjadi dengan sendirinya. Sebab ada baiknya dari pembelahan dua kekuatan politik itu bisa dilanggengkan maka akan membangun tradisi dua kubu, meski partainya banyak. Dan itu sehat," ujar Jimly sebelum memberikan pengantar pada acara Halaqah dan Konbes NU di Masjid Al-Hiqam, Depok, Sabtu (30/8/2014).
Jimly mengatakan manfaat positif adanya dua kubu politik, dapat dirasakan di parlemen dan di kehidupan masyarakat. Dua kubu tersebut nantinya dapat menghilangkan monopoli dan akan saling mengimbangi.
" Nanti pada saatnya akan tercemin di parlemen dan tercermin kekuatan dimasyarakat akan imbang mengimbangi," ujar Jimly.
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) ini mengatakan terbelahnya dua kubu politik tidak akan memecah belah masyarakat. Karena, menurutnya, masyarakat Indonesia telah terbiasa dengan perbedaan pandangan dan kehidupan yang beragam.
"Tidak akan memecah belah masyarakat karena selama berabad abad masyarakat sudah terbiasa dngan pluralitas, kalau cuma dua kan gampang, selama ini ribuan kekuatan bisa survive apalagi cuma dua. Jadi jangan terlalu kuatir," ujar Jimly.