Ketika Dihujani Kritik oleh Pers, SBY Pun Curhat ke Tony Abbott
Presiden SBY pun menyebut hubungan pers, negara, dan kekuasaan layaknya hate and love relationship.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbagi cerita mengenai caranya melepas stres apabila mendapatkan kritik pedas dari media massa. Hal tersebut disampaikan Presiden SBY dalam acara peluncuran buku SBY dan Kebebasan Pers di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (5/9/2014).
"Kalau datang bertubi-tubi, saya sering menenangkan hati saya dibandingkan dengan teman-teman saya pemimpin di dunia. Saya bicara ke Perdana Menteri Australia Tony Abbott dan perdana menteri lain," ujar Presiden SBY.
Dia mengungkapkan kerap bercerita dengan Tony Abbott soal pers lantaran pers di negara kanguru itu sangat kritis terhadap pemerintahannya.
Tak hanya kepada Abbott, Presiden pun mengaku kerap bercerita dengan Perdana Menteri Jepang, Perdana Menteri Inggris, hingga Presiden Amerika Serikat hanya untuk mencurahkan pengalaman dengan media massa.
"Ternyata nasib mereka kurang lebih sama. Karenanya, saya berani bilang ke Bu Ani bahwa kami ternyata punya banyak teman di dunia ini. Itulah indahnya demokrasi, meski the life of president is not easy," ujar dia.
Dengan kondisi itu, Presiden SBY pun menyebut hubungan pers, negara, dan kekuasaan layaknya hate and love relationship.
"Benci, tapi rindu. Saya rasa siapa pun yang menjadi presiden dan perdana menteri di negara demokrasi akan merasakan suasana hate and love relation," ungkap Presiden.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.