Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketika Dihujani Kritik oleh Pers, SBY Pun Curhat ke Tony Abbott

Presiden SBY pun menyebut hubungan pers, negara, dan kekuasaan layaknya hate and love relationship.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ketika Dihujani Kritik oleh Pers, SBY Pun Curhat ke Tony Abbott
Tribunnews/Dany Permana
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono dan rombongan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur usai melakukan kunjungan kenegaraan ke Singapura, Kamis (4/9/2014). Presiden SBY tiba di Indonesia dengan kabar buruk yang menimpa salah satu menterinya, Menteri ESDM, Jero Wacik yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga melakukan tindakan pemerasan. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbagi cerita mengenai caranya melepas stres apabila mendapatkan kritik pedas dari media massa. Hal tersebut disampaikan Presiden SBY dalam acara peluncuran buku SBY dan Kebebasan Pers di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (5/9/2014).

"Kalau datang bertubi-tubi, saya sering menenangkan hati saya dibandingkan dengan teman-teman saya pemimpin di dunia. Saya bicara ke Perdana Menteri Australia Tony Abbott dan perdana menteri lain," ujar Presiden SBY.

Dia mengungkapkan kerap bercerita dengan Tony Abbott soal pers lantaran pers di negara kanguru itu sangat kritis terhadap pemerintahannya.

Tak hanya kepada Abbott, Presiden pun mengaku kerap bercerita dengan Perdana Menteri Jepang, Perdana Menteri Inggris, hingga Presiden Amerika Serikat hanya untuk mencurahkan pengalaman dengan media massa.

"Ternyata nasib mereka kurang lebih sama. Karenanya, saya berani bilang ke Bu Ani bahwa kami ternyata punya banyak teman di dunia ini. Itulah indahnya demokrasi, meski the life of president is not easy," ujar dia.

Dengan kondisi itu, Presiden SBY pun menyebut hubungan pers, negara, dan kekuasaan layaknya hate and love relationship.

"Benci, tapi rindu. Saya rasa siapa pun yang menjadi presiden dan perdana menteri di negara demokrasi akan merasakan suasana hate and love relation," ungkap Presiden.

Berita Rekomendasi
Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas