Sapta Nirwandar: Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bisa Makin Maju
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ternyata penyumbang devisa negara terbesar ke empat
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ternyata penyumbang devisa negara terbesar ke empat. Padahal kementerian itu hanya mendapat dana sekitar Rp 1,7 Triliun. Demikian disampaikan oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar.
Sapta Nirwandar mengatakan hal itu dalam seminar "Pengalihan subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur transportasi dan ekonomi kreatif" yang diadakan oleh Ikatan Alumni Lemhanas (Ikal) angkatan 49 di Jakarta, Rabu (10/9/2015).
Sapta Nirwandar mengatakan, jika pemerintah memberikan alokasi yang lebih besar, tidak menutup kemungkinan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif akan semakin kencang.
"Dana itu habis untuk perawatan, pemasaran pariwisata belum lagi perjalanan dinas, karena pariwisata ini perjalanan dinas sesuatu yang harus dilakukan," ungkap Sapta Nirwandar.
Sapta bersyukur dengan dana Pahe (Paket Hemat) pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif sangat berjalan maksimal. Apalagi kata dia, jika anggaran pemasaran ditambah. Karena kata dia, idealnya untuk pemasaran yaitu 20 dolar per kepala ataus ekitar Rp 4 triliun.
"Jika pemerintahan nanti memberikan alokasi dana lebih, kita gas sektor ini. Kami yakin, karena kita didukung oleh semua sektor," tuturnya.
Saat ini lanjut Sapta Nirwandar, pihaknya sudah membuat program-program pengembangan. Secara konseptual, proyeksinya untuk 25 tahun. Tinggal bagaimana anggaran yang diturunkan oleh pemerintahan mendatang.
"Kami opitmis karena kita unggul dalam bidang pariwisata," ujar Sapta Nirwandar.