Anggota DPR Dukung Gagasan Koperasi Jadi Salah Satu Pilar Negara
Anggota DPR mendukung gagasan koperasi menjadi salah satu pilar negara.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR mendukung gagasan koperasi menjadi salah satu pilar negara. Bersama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan kampus-kampus, DPR melakukan pengkajian guna menyamakan persepsi masuknya koperasi sebagai salah satu pilar negara.
"Ini gagasan yang bagus, nanti kita diskusikan dan kaji lebih jauh dengan melibatkan Lemhannas dan kampus-kampus terkait," kata anggota Komisi VI DPR RI, Refrizal dalam diskusi bertema "Koperasi Pilar Ekonomi Negara" di Press Room DPR RI, Jakarta, Kamis (11/9/2014).
Selain Refrizal, hadir juga sebagai pembicara Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Nurdin Halid dan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens.
Menurut Refrizal, saat ini ada empat pilar negara yang disepakati yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pancasila, kata Refrizal, dikeluarkan dari empat pilar itu dan ditempatkan ke posisi yang lebih tinggi atau berada di atas pilar lainnya.
"Posisi Pancasila yang sudah dikeluarkan dan ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi digantikan oleh koperasi ," kata Refrizal.
Nurdin Halid sepakat dengan gagasan Refrizal menempatkan Pancasila di atas pilar-pilar lainnya, karena itu adalah dasar negara. Sehingga empat pilar saat ini terdiri dari UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Koperasi.
"Inilah mimpi besar kami dalam membangun fundamental ekonomi nasional. Draf konsep koperasi sebagai pilar negara pun bisa terwujud," katanya.
Nurdin Halid mengatakan, koperasi adalah satu-satunya sistem dan alat milik asli Indonesia untuk mewujudkan negara kesejahteraan yang riil. Sementara keempat pilar bangsa lainnya bersifat abstrak berupa nilai-nilai dasar, visi, spirit, dan cita-cita.
Nurdin Halid sangat berharap Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla menjadikan koperasi sebagai soko guru dan pilar ekonomi bangsa Indonesia.
Boni Hargens mengatakan, visi dan misi Jokowi sangat jelas memihak pada perekonomian nasional berbasis koperasi dan kerakyatan.
"Kebersamaan dan solidaritas atau gotong royong adalah kelebihan Indonesia dan tembakan maut atas liberalisasi ekonomi dunia dan kapitalisme yang menggurita," kata Boni.
Karena itu, bagi Boni, ekonomi koperasi bukan lagi alternatif tetapi menjadi bagian dari ekonomi kerakyatan Indonesia.