Senator Termuda Asal Bengkulu Tertawa Ditanya Nilai IPK-nya
Segudang aktivitas telah menanti Riri sebagai representasi daerah di Senayan.
Penulis: Abraham Utama
Editor: Rachmat Hidayat
![Senator Termuda Asal Bengkulu Tertawa Ditanya Nilai IPK-nya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20141002_192252_riri-damayanti-anggota-dpd-termuda.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Segudang aktivitas telah menanti Riri sebagai representasi daerah di Senayan. Belum genap seminggu bergelut dengan kegiatan kedewanan, Riri mengaku mulai jarang membuka sosial media di ponsel pintarnya.
"Aku nggak sempet buka. Tadi setelah pelantikan sempat ke ruangan tapi langsung dipanggil untuk rapat konsultasi dan rapat paripurna kedua," ujarnya.
Alumni Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) ini adalah wakil rakyat termuda, terpilih sebagai anggota senator, Dewan Pemilihan Daerah (DPD).
Nama lengkapnya Riri Damayanti, lahir 4 Februari 1990. Pada hari pertamanya menjadi anggota DPD periode 2014-2019, Riri mendapat amanah untuk memimpin sidang paripurna DPD beragendakan pemilihan ketua.
Riri menuturkan, beberapa temannya mengirimkan foto hasil jepretan layar televisi yang menayangkan sosok pimpinan sementara DPD. Ia pun bersyukur karena banyak yang peduli dan bangga kepadanya.
"Apapun yang terjadi, setidaknya nama Bengkulu lebih dikenal lagi di seluruh Indonesia," ucapnya.
Walau kuliah di Depok, Jawa Barat, Riri kerap mondar-mandir ke Bengkulu. Akibatnya, tak banyak teman kampusnya yang tahu ia terpilih menjadi anggota DPD. "Di kampus ada beberapa teman akrab. Mereka sih sudah mengucapkan selamat," ungkapnya.
Riri tak memungkiri sebagai anak muda, ia membutuhkan waktu khusus untuk bersosialisasi dengan teman seusianya. "Prinsipnya, yang sudah berkeluarga saja masih sempat liburan dan jalan dengan teman-temannya. Kenapa aku tidak," katanya.
Saat ditanya indeks prestasi kumulatif (IPK) terakhirnya, Riri tertawa dan menolak membeberkannya. Ia mengaku, IPK-nya standar. Riri mengaku, ia tidak fokus kuliah karena sering balik ke Bengkulu. "Walaupun lulus dalam empat tahun, aku nggak pinter banget. Aku hanya kuliah-pulang, kuliah-pulang. Apalagi psikologi UI itu susah minta ampun deh," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.