KNPI Tawarkan Diri Untuk Memediasi Panasnya Kubu Prabowo dan Jokowi
KNPI menawarkan diri untuk jadi penengah atas memanasnya dua kubu yakni kubu Prabowo dan Jokowi.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bintang Prabowo menyatakan pihaknya selaku organisasi kepemudaan ingin berupaya memadamkan panasnya hubungan antara Koalisi Merah Putih (KMP) bentukan Prabowo Subianto cs dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH), kubu presiden terpilih Joko Widodo.
"Generasi muda bisa memadamkan situasi. Kami akan mengajak Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat untuk senantiasa berdiskusi tanpa mengotak-kotakan diri, tetapi sebagai satu kesatuan," kata Bintang di Jakarta, Senin (13/10/2014).
Dia mengingatkan, pengotak-otakan kelompok akan berdampak negatif terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia. Oleh karena itu, kata dia, diskusi Quo Vadis Pemuda Indonesia sendiri dilakukan untuk menegaskan posisi pemuda dari berbagai elemen politik, yang bisa bersatu demi kepentingan bangsa dan negara.
Sebelumnya, tidak sedikit pihak yang memprediksikan hubungan parlemen dengan pemerintah akan memanas. Hal ini disebabkan parlemen telah dikuasai partai-partai oposisi yang diprediksi akan mempersulit pemerintahan Jokowi-JK ke depan.
Jokowi sendiri sebelumnya telah bertemu dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Setya Novanto, dan Ketua DPD Irman Gusman untuk membicarakan masalah pelantikan. Pertemuan itu disebut-sebut mampu sedikit mencairkan suasana yang belakangan memanas dalam pemilihan ketua-ketua legislatif di parlemen.
KNPI juga mengingatkan, Jokowi perlu mempersiapkan pemuda menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
"Tahun 2015 diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN, maka gerakan kepemudaan harus dieksplore lebih baik lagi. Kita minta Jokowi harus bisa betul-betul mendorong pemuda supaya bisa bersaing," kata Bintang.
Sementara itu Sekjen Kawan Jokowi, Ivanhoe Semen mengatakan pemerintahan Jokowi-JK diharapkan memberikan kontribusi yang besar untuk pemuda baik di dalam pemerintahan maupun di luar parlemen.
Menurut Ivan, ini merupakan momentum pendidikan politik bagi pemuda. Namun demikian, ia berharap perlu dilihat track record dari anak muda tersebut. "Banyak pemuda yang masuk dalam parlemen atau pemerintahan, terlibat korupsi. Yang penting track recordnya harus selektif, itu perlu diperhatikan," ujar Ivan. (Nicolas Manafe)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.