Presiden Pakai Air Force One, Langsung Gigi 7
Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan pada pemerintahan Gus Dur itu, Jokowi mengajaknya bekerja super cepat, umpama menumpang jet kepresidenan AS.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Domu D. Ambarita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi perempuan Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa tertawa lepas saat dikonfirmasi terkait pemanggilan para calon menteri ke Istana pada Selasa (21/10) dini hari.
Khofiffah yang disebut-sebut akan mengisi salah satu pos menteri ini berbicara banyak, namun hanya membolehkan sedikit ucapannya dikutip.
"Betul bertemu Pak Jokowi. Saya bertemu jam 00 sekian menit. Setelah saya masih ada beberapa, itu yang mungkin sampai jam 3 dini hari," ujar Khofifah Selasa (21/10/2014) malam.
Menurut mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan pada pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu, Jokowi mengajaknya bekerja super cepat, umpama menumpang pesawat jet.
"Pak Presiden kita pakai persneling Air Force One, langsung gigi 7," kata Khofifah. Air Force One adalah pesawat kepresidenan Amerika Serikat. (Baca: Presiden Jokowi Umumkan Kabinet Hari Ini di Luar Istana)
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Budiman disebut-sebut masuk nominee dua pos menteri, Menkoplhukam atan menteri Pertahanan. Namun hingga Selasa malam, ia mengaku belum dihubungi tim Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla berkaitan calon menteri. "Sampai sekarang saya belum dihubungi (Pak Jokowi)," ujar Budiman.
Budiman menolak memberi tanggapan lebih jauh perihal namanya yang masuk dalam calon Menteri Pertahanan. "Lain kali kita mengobrol lagi. Terima kasih," ujarnya.
Nama politisi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari pun masuk bursa calon menteri. Namanya digadang-gadangkan akan menempati kursi menteri sosial.
Eva mengakui telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (20/10) petang, seusai pelantikan presiden dan wakil presiden di DPR/MPR. Namun, tidak dibahas maupun disinggung dirinya akan menjadi menteri dalam pertemuan itu.
"Ya betul kemarin. Tapi, itu acara resmi. Itu bukan soal menteri. Dengan aku sama sekali nggak menyinggung soal menteri," ujar Eva, anggota DPR RI periode 2009-2014.
Menurut Eva, dia hadir bersama beberapa politisi senior PDI Perjuangan, seperti Tjahjo Kumolo, di Istana Negara itu dalam rangka mengiringi Jokowi seusai pelantikan di Gedung DPR/MPR.
Sepengetahuan Eva, Jokowi hanya mengajak bicara beberapa politisi-politisi senior PDI Perjuangan sewaktu berada di Istana Negara. mereka lah yang lebih mengetahui siapa saja kader PDI Perjuangan yang masuk bursa calon menteri.
"Yah aku mengiringi, mendampingi beliau saja. Nggak ada soal menteri. Aku nggak dipanggil (oleh Jokowi). Tapi, 'juragan-juragan' saja yang dipanggil," ujarnya. (Baca: Jokowi tak Ingin Menterinya Pakai Rompi KPK)
Eva mengakui ada beberapa kader PDI Perjuangan yang akan dicalonkan menjadi menteri untuk pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, termasuk nama dia.
Ia menduga pencalonan orang-orang tersebut, termasuk dirinya 'terganjal' setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melansir sejumlah calon menteri yang berpotensi bermasalah secara hukum dan secara aliran dana.
"Yang diajak ngobrol yah yang tidak bermasalah. Yang bermasalah seperti aku tidak diajak ngobrol. Kan ada seperti yang dari hasil PPATK dan KPK itu. Aku hanya ketemu saja," ujarnya.
Kini, Eva mengaku pasrah mengenai pencalonannya sebagai menteri. "Aku masuk (kabinet), yah syukur. Kalau nggak, yo wis," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, Jokowi mengumumkan kabinet yang dipimpinnya nanti akan terdiri atas 33 orang menteri, empat di antaranya menjabat menteri koordinator. Komposisi latar belakang profesional sebanyak 18 orang, dan partai politik yang menjadi pendukungnya saat pemilihan presiden lalu sebanyak 15 orang.
Tamu spesial yang berdatangan ke Istana Kepresidenan untuk menemui Presiden Joko Widodo, Selasa pagi hingga sore ini. Setidaknya, sudah ada delapan orang politisi hingga pejabat publik yang bertemu Jokowi. (Baca: Siti Nurhaliza Kagumi Kemeriahan Penyambutan Jokowi)
Pertemuan Jokowi dengan tamu-tamu spesialnya hari ini diduga terkait dengan penyusunan kabinet. Jokowi kemungkinan akan mengumumkan kabinetnya pada hari ini.
Tamu yang datang terakhir sore ini adalah mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono, mantan Kepala Staf Angkatan Darat Ryamizard Ryacudu, cendekiawan Muslim Komaruddin Hidayat, dan politisi Partai Hanura Yuddy Chrisnandi.
Hendro membantah saat ditanya apakah kedatangannya terkait posisi menteri. "Enggak, saya enggak tahu. Ini mau menghadap Presiden," kata dia.
Pada pukul 15.50, Yuddy keluar dari Istana terlebih dulu. Dia tampak keluar dari Istana didampingi oleh mantan Deputi Tim Transisi Andi Widjayanto.
Sebelum kedatangan mereka, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, politisi PDI-P Aria Bima, dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara juga hadir di Istana. Aria mengaku kedatangannya terkait dengan pemberian kursi menteri bagi Partai Persatuan Pembangunan. Dia menampik anggapan bahwa dirinya menjalani tes oleh Jokowi untuk menjadi menteri.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan. Begitu tiba, Mirza tampak berusaha menghindari wartawan.
Mirza diantar dengan mobil VW Caravelle warna hitam berpelat nomor B 1826 RFT. Mobil yang biasanya berhenti di pintu kedua sebelah timur Istana Merdeka tiba-tiba saja meneruskan lajunya hingga ke pintu pertama.
Wartawan pun berlarian mengejar Mirza yang tampak berjalan cepat ke dalam Istana Merdeka. Ia tidak berkomentar apa pun saat ditanya apakah ia dipanggil Jokowi hari ini lantaran ditawari posisi menteri. (tribunnews/yat/coz)