Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Epyardi: Tidak Ingin Jadi Palu Saya Ingin Jadi Perekat

Saya tiap menit diancam PAW (pergantian antar waktu) melalui SMS. Saya diam saja, saya ingin menjadi perekat,

Penulis: Randa Rinaldi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Epyardi: Tidak Ingin Jadi Palu Saya Ingin Jadi Perekat
Tribunnews/Dany Permana
Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali (dua kanan) mengangkat tangan bersama Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa (kiri), Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (dua kiri), dan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (kanan) saat menghadiri pembukaan Muktamar VIII PPP di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2014). Dualisme dalam tubuh PPP membuat muktamar partai diselenggarakan dua kali, oleh kubu Romahurmuziy di Surabaya dan oleh kubu Suryadharma Ali di Jakarta. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya perpecahan internal Partai Persatuan Pembangunan telah menyita perhatian banyak pihak. Politisi PPP Epyardi Asda mengatakan, ia ingin menjadi perekat atas perpecahan yang terjadi di dalam partainya.

"Saya tiap menit diancam PAW (pergantian antar waktu) melalui SMS. Saya diam saja, saya ingin menjadi perekat, saya tidak ingin menjadi palu untuk memecahkan yang sudah berantakan ini," ujar Epyardi disela-sela Muktamar VIII PPP, Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jum'at (31/10/2014).

Ia menghimbau sebaiknya kubu Romahurmuziy menghadiri Muktamar untuk beragumentasi. Epyardi menilai kubu Rommy bisa membuktikan dukungan dalam Muktamar tersebut.

Selain itu, Epyardi berencana akan maju sebagai calon ketua umum dalam Muktamar PPP. Ia menggangap pencalonannya sama sekali tidak diliputi ambisi pribadi namun untuk menyelamatkan partai.

"Saya tidak masuk kepengurusan PPP pun tidak apa-apa yang penting partai bersatu," tegas Epyardi.

Sebelumnya PPP kubu Romahurmuziy telah menggelar Muktamar VIII di Surabaya yang melahirkan kepengurusan baru PPP. Romahurmuziy juga akan memberi sanksi kepada kader PPP yang menghadiri muktamar. Sebaliknya muktamar versi Rommy dinilai tidak sah oleh kubu Suryadharma Ali.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas