Jusuf Kalla: Pemilihan Ketum Golkar Jangan Main Belakang
"Partai itu adalah tonggak demokrasi bangsa. Karena tonggak demokrasi, maka partai itu pun harus demokratis, cara mengambil keputusannya,"
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh senior Partai Golongan Karya (Golkar) Jusuf Kalla mengatakan jangan sampai ada permainan terselubung dan pemaksaan dalam pemilihan Ketua Umum Golkar dalam Munas 2015.
"Pemilihan ketua umumnya tidak boleh memaksa, tidak boleh main belakang. Itu partai yang betul," ujar Jusuf Kalla kepada wartawan di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (8/11/2014).
Pria yang akrab disapa JK dan Wakil Presiden Republik Indonesia itu berharap pelaksanaan Munas Golkar mendatang mengedepankan asas demokrasi, karena partai politik adalah tonggak demokrasi bangsa.
"Saya sering mengatakan, kalau partai itu adalah tonggak demokrasi bangsa. Karena tonggak demokrasi, maka partai itu pun harus demokratis, cara mengambil keputusannya, cara mencari ketua umumnya," ucap JK.
JK juga berharap cara-cara Orde Baru tidak digunakan lagi dalam pelaksanaan Munas Golkar 2015, yang di dalamnya sekaligus membahas pemilihan ketua umum partai berlambang pohon beringin ini.
"Ya semuanya yang tidak demokratis harus diluruskan. Jangan terjadi pemaksaan, intimidasi. Zaman dulu boleh pas Orde Baru. Zaman sekarang enggak boleh. Jangan kembali ke Orde Baru dong," sambung JK.