Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibunda Terbaring Lemas di Lantai Terus Teringat Wajah Jesse Lorena

Hampir sepekan Jumineng (55) terkulai lemas di lantai ruang tengah rumah dengan tatapan mata kosong

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ibunda Terbaring Lemas di Lantai Terus Teringat Wajah Jesse Lorena
Tribunnews.com/abdul qodir
Setelah perberbincangan beberapa menit dengan Mujiharjo dan Sri Suantoro, Mujineng berupaya bangkit dari pembaringannya, lantai beralas karpet tipis. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding ruang tamu dengan menatap ke arah dinding di depannya. Namun, belum sepatah kata keluar dari bibirnya yang pucat. 

TRIBUNNEWS.COM, MUNA - Hampir sepekan Jumineng (55) terkulai lemas di lantai ruang tengah rumah dengan tatapan mata kosong. Ia masih syok dan kerap pingsan lantaran terus teringat wajah putri satu-satunya, Seneng Mujiasih (28) yang diinformasikan tewas dibunuh di Hongkong.

"Tolong, sepertinya istri saya belum siap ditanya. Dia masih syok dan sering pingsan kalau teringat Seneng. Kegiatan istri saya belakangan ini, yah seperti itu, lemas di lantai," ujar ayahanda Seneng, Mujiharjo (54) saat Tribun mengunjungi kediamannya di Desa Sidomakmur, Kecamatan Tiworo Kepulauan, Muna Barat, Sulawesi Tenggara.

Menurut Mujiharjo, dirinya dan nenek dari Seneng yang berusia 74 tahun juga pingsan sesaat diinformasikan tewasnya sang cucu. "Memang sekarang saya sedang sakit, yah karena kepikiran Seneng terus dan juga karena cuaca kemarau panjang sekarang ini, timpal kakak dari Seneng, Sri Suantoro (30).

"Itu nenek saya dan Seneng. Dia juga hanya bisa tiduran karena lemas setelah diberitahu Seneng meninggal dunia," imbuh Sri dengan menunjuk seorang perempuan berambut putih yang juga terbaring di samping Mujineng.

Setelah perberbincangan beberapa menit dengan Mujiharjo dan Sri Suantoro, Mujineng berupaya bangkit dari pembaringannya, lantai beralas karpet tipis. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding ruang tamu dengan menatap ke arah dinding di depannya. Namun, belum sepatah kata keluar dari bibirnya yang pucat.

Ia pun termenung sesaat melihat secarik kertas dari putra satu-satunya, Sri Suantoro. Di kertas itu tertulis, jadwal pemulangan jenazah Seneng pada Selasa (11/11/2014). Yah, Sri Suantoro baru saja mendapatkan telepon dari pihak Kementerian Luar Negeri yang menyampaikan rencana jadwal pemulangan jenazah Seneng ke Tanah Air.

"Aku masih pusing, syok. Aku inget mukanya Seneng terus. Apalagi waktu aku diminta angkat fotonya Seneng saat di polres," kata Mujineng saat ingat dirinya diambil DNA di Mapolres Kabupaten Muna dan diliput media setelahnya.

Berita Rekomendasi

Mujineng mengaku sulit menerima kenyataan putrinya tewas dibunuh dengan cara keji di negeri orang. "Bagaimana aku bisa ikhlas, lah wong jenazahnya saja belum sampai ke sini. Rasanya aku masih berat menerima ini. Dan aku juga takut syok lagi kalau nanti jenazah anakku datang ke sini. Rasanya aku belum siap," ucapnya.

Mendengar pengakuan tersebut, Mujiharjo dan putranya langsung menasihati Mujineng untuk tabah dan coba menerima kenyataan pahit itu.

Namun, lagi-lagi Mujineng termenung dengan menatap ke arah dinding rumahnya bercat kuning.

Seneng Mujiasih (28) alias Jesse Lorena Ruri adalah satu dari dua TKI yang tewas terbunuh di kamar apartemen Rurik George Caton Jutting (29), Distrik Wan Chai, Hongkong pada Sabtu (1/11/2014) lalu. TKI lainnya, yakni Sumarti Ningsih (23) alias Alice asal Cilacap, Jawa Tengah.

Kasus pembunuhan dua TKI pada terungkap setelah polisi mendapat laporan warga adanya bau bangkai dari kamar apartemen Rurik George Caton Jutting (29), Distrik Wan Chai, Hongkong pada Sabtu dini hari pekan lalu.

Polisi menemukan jasad Ningsih dalam koper di balkon apartemen Jutting. Jasad Ningsih ditemukan dengan kondisi tidak berbusana, kepala nyaris putus dengan tangan dan kaki terikat serta hampir membusuk. Dalam pengadilan pendahuluan di Hongkong terungkap, perempuan asal Cilacap, Jawa Tengah itu dibunuh tiga hari sebelumnya.

Sementara, polisi menemukan Seneng di apartemen yang sama dengan kondisi terdapat bekas luka tikaman di leher dan bokong dan diduga dilakukan oleh Jutting beberapa jam sebelumnya. Nyawa Seneng tak tertolong tak lama setelah ditemukan. (coz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas