Aktivis Suropati: Rencana Kenaikan Harga BBM Diduga Akibat Permainan Mafia Migas
Rencana penaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan dilakukan pemerintah Jokowi-JK menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Rencana penaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan dilakukan pemerintah Jokowi-JK menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan, salah satunya Solidaritas Untuk Pergerakan Aktivis Indonesia (Suropati). Aktivis dari Suropati, Aditya Iskandar menekankan menolak kenaikan harga BBM.
"Kami akan terus melakukan perlawanan, karena ini menyangkut hajat hidup rakyat Indonesia. Bohong kalau mereka bilang penaikkan harga BBM untuk menyelamatkan keuangan atau inflasi negara kita," kata Aditya Dalam diskusi 'Menolak Kenaikan BBM' di Bakkoel Coffee, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (16/11/2014.
Selain itu, dikatakan Aditya bahwa rencana penaikkan harga BBM bersubsidi ini bukan hanya semata-mata mengenai harga dan kenaikan inflasi, tapi menurutnya ada mafia minyak dan gas (migas) yang bermain di dalamnya.
"Bukan semata-mata kenaikan harga atau inflasi yang 1,2-1,3 persen saja, ini ada mafia migas di dalamnya. Kita sudah taulah siapa menteri-menteri yang rekam jejaknya berhubungan mafia migas ini," katanya.
Untuk diketahui Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardodjo mengatakan bahwa setiap kenaikan BBM Rp 1.000 bisa menaikkan inflasi 1,3 persen. Jika kenaikan harga BBM Rp 3.000 maka akan menaikkan inflasi 3,9 persen.